Tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang. Karena kedatangannya tanpa pemberitahuan, tanpa aba-aba. Kita hanya bisa menjadikan kematian adalah pengingat dan nasihat bahwa kelak tinggal menunggu giliran kita. Tentu saja dengan cara yang berbeda.
Kita tidak bisa menghindar darinya, tidak bisa pula berlari darinya. Semua sudah tertulis dalam lauhulmahfuz. Kitab yang menuliskan seluruh catatan mengenai takdir dan kejadian yang terjadi di alam semesta bahkan sebelum kita diciptakan dan hadir di dunia ini.
"Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu kan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Jumu'ah : 8).
Semua yang bernyawa pasti akan mati. Tentu saja sesuai ajalnya, seatas izinNya, juga takdir dan ketetapanNya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab. Siapapun yang dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup. Tidak ada satu umat yang melampaui batas waktu yang telah ditentukan.
Nasihat Rasulullah tentang Kematian
1. Memperbanyak mengingat kematian
Rasulullah memerintahkan kita agar memperbanyak mengingat mati. Beliau bersabda, "Sering-seringlah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian." (HR. Baihaqi, Ibnu Hibban dan Bazzar, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami', hadist nomor 1222).
Dengan mengingat kematikan dapat menghilangkan perasaan nyaman terhadap dunia yang fana ini dan mendorong jiwa untuk setiap saat fokus menghadapi kehidupan yang kekal (akhirat).
Ada hikmah di balik peristiwa kematian yang sering kita lihat. Di antaranya mengusir rasa was-was dan kecintaan terhadap dunia yang fana . Karena kematian tidak memiliki tanda yang pasti, maka manusia akan selalu waspada .
"Selain itu, ingat kematian memudahkan orang beriman menerima setiap ujian atau musibah dan mampu mencegah berpanjang angan-angan ," tutur ustadzah.