Tadi sore, jadwal kontrol anak pertama saya di RS Hasanah Graha Afiah (HGA), Raden Saleh, Depok, Jawa Barat. Berhubung anak saya ada kegiatan Pramuka, jadi saya jalan sendiri. Nanti kami bertemu di RS.
Karena hujan, mau tidak mau saya harus order taksi online. Bisa saja sih naik angkot D05 yang ke arah Terminal Depok, lalu menyambung naik angkot pink D09 turun di RS HGA. Tapi karena terdesak waktu, pilihan hanya taksi online.
Jadi, saya pun order. Dari Permata Depok ke RS HGA dengan tarif di aplikasi Rp43.000. Sepertinya sih tarif baru. Karena biasanya, beberapa kali naik taksi online tarifnya tidak sampai Rp40.000.
Di perjalanan, pengemudi minta izin mampir ke SPBU Pondok Terong. Ia mengaku tangki BBM-nya tiris. Mumpung SPBU lagi sepi kendaraan, katanya. Memang yang terlihat antrean sepeda motor. Tidak terlihat antrean kendaraan mobik.
"Ok," kata saya.Â
Ketika mobil memasuki area pengisian, ternyata petugas memberikan tanda bahwa kendaraannya tidak boleh mengisi BBM di sini. Pengemudi akhirnya ke luar dari SPBU.
"Wah, nggak boleh ngisi Bu. Disuruhnya harus Pertamax. Kayaknya di SPBU ini aja yang nggak bisa ngisi. Di tempat lain bisa. Semalam, waktu saya ngisi di depan saya ada Avanza boleh tuh ngisi BBM bersubsidi," ceritanya.
Menurutnya, yang tidak boleh "minum" BBM bersubsidi adalah kendaraan dengan 2000 CC. Sementara kendaraannya hanya 1500 CC. Jadi, seharusnya boleh dong kendaraannya menenggak BBM bersubsidi.
Perjalanan pun diteruskan hingga sampai di tujuan, RS HGA. Anak saya ternyata sudah sampai duluan. Tidak lama juga sih di sini. Mungkin sekitar 1 jam. Tapi kami tidak pulang bareng. Anak saya masih ada agenda dengan teman-temannya.
Pulangnya ternyata hujan. Tidak mungkin juga saya naik ojek online. Saya coba cek tarif taksi online. Ternyata hampir Rp60.000. Mungkin karena jam sibuk? Entahlah.