Saya pun naik, lalu tapping e-money pada alat tap on bus (TOB). Bus listrik Kampung Melayu-Tanah Abang via Cikini (5M) ini masih tidak dikenai tarif atau Rp 0.Â
Namanya juga uji coba, jadi harus gratis dong. Biasanya kan memang begitu. Tidak mau rugi juga saya hehehe... Lumayan, bisa irit ongkos, irit tenaga, irit waktu.
Kata petugas, bus listrik Transjakarta yang masih dalam tahap uji coba ini mulai melayani masyarakat pada pukul 05.00 hingga 21.00.
Ternyata uji coba bus listrik berbahan baterai ini telah dimulai sejak 8 Juni 2022. Uji coba untuk masa selama 3 bulan. Wah, berarti terakhir Agustus ini dong.
Berdasarkan berita yang saya baca, dalam uji beban dan kilometer oleh TransJakarta selama tiga bulan ini akan dilihat apakah nanti kondisi bus listrik ini sesuai standar TransJakarta? Seperti ketahanan baterai, kepastian kesesuaian terhadap kebutuhan TransJakarta dan lain-lain.
Setelah itu, baru masuk ke proses pengadaan, lanjut mengikuti uji komersial sebelum bisa dioperasikan sebagai armada TransJakarta.
Kalau saya baca dari depan body mobil, untuk bus yang saya naiki jenis Skywell. Tampilan Skywell dari depan memiliki headlight yang rendah. Seluruh body Skywell dicat putih hingga terkesan bersih. Bus Skywell memiliki dimensi lebih tinggi, (mungkin) sekitar 3,7 meter.
Bus ini didatangkan utuh dari China. Dilengkapi baterai Lithium Ion Phosphate (LiFePo4) berdaya 322 kWh. Proses pengisian daya selama dua jam saja.
Kata berita yang saya baca, yang jenis Skywell, model bus besar high entry. Artinya, bus ini memiliki akses masuk penumpang yang tinggi. Jadi, tidak bisa sembarang naik dari pinggir jalan dan harus naik dari halte yang sudah disiapkan TransJakarta.
Tapi kok beda dengan yang saya naiki ya? Saya tadi naik dari halte pinggir jalan, bukan di halte khusus TransJakarta. Apa nanti setelah uji coba selesai? Entahlah.