Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bingkisan kepada Wali Kelas, dari Alat Penggorengan hingga Barang Elektronik

30 Juni 2022   10:35 Diperbarui: 30 Juni 2022   18:06 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya termasuk tipe orangtua murid yang membiasakan diri memberikan bingkisan hadiah kepada guru, terutama wali kelas saat pengambilan rapor. Itu saya lakukan dari tiga anak saya di TK, SD, SMP yang sama, dan menyusul di SMA yang sama.

Anak pertama saya, Alhamdulillah naik ke kelas XI. Anak kedua, Alhamdulillah lulus dari SMP dan tengah persiapan melanjutkan ke jenjang SMA, yang diharapkan bisa satu sekolah dengan kakaknya. Anak saya yang ketiga, Alhamdulillah naik ke kelas V.

Jadi, bisa dibilang setiap tahun saya berikan hadiah untuk wali kelas. Hadiah yang saya serahkan ketika mengambil raport. Ini adalah moment yang paling saya tunggu. Karena, saya bisa mengucapkan terima kasih secara langsung kepadanya.

Bagi saya, memberikan hadiah buat guru atau wali kelas, sebagai bentuk ucapan terima kasih saya sebagai orangtua. Bentuk apresiasi saja. Karena berkat jasanya, anak-anak saya bisa sampai sejauh ini.

Saya saja belum tentu bisa mengajarkan anak-anak saya sebaik guru yang mengajarkan. Ya memang ada pepatah "sebaik-baiknya guru adalah ibu". Tapi tetap saja butuh sentuhan seorang guru dalam mentransfer ilmu-ilmu.

Okelah, guru terbaik adalah ibu. Tapi saya bisa apa? Ilmu apa yang bisa saya ajarkan? Kalau membaca, menulis, berhitung, belajar agama, bersosialisasi okelah. Itu mah gampang. Sombongnya, sambil merem juga saya bisa.

Untuk ilmu-ilmu yang lain bagaimana? IPS, IPA, Matematika, dan lain-lain? Saya kan tidak menguasainya. Materi yang diajarkan juga beda ketika saya usia sekolah. Hasilnya yang ada anak saya malah tambah tidak paham.

Zaman berkembang, ilmu pengetahuan berkembang, tentu saja butuh pengajaran yang disesuaikan dengan zamannya. Dan, itu hanya bisa dipahami oleh guru yang sesuai dengan kompetensinya. Guru yang menguasai ilmunya.

Kan tidak mudah juga guru mengajarkan anak-anak. Saya saja yang orangtua kandang mengalami kesulitan, apalagi guru dengan banyak isi kepala dan karakter yang berbeda. Hanya guru yang punya keahlian, kesabaran, kesungguhan, dan keikhlasan saja yang mampu mengajarkan anak-anak.

Pemberian hadiah ini, kalau menurut saya ya, bukan semacam gratifikasi, karena nilainya tidak sebanding dengan jasa-jasanya. Diberikan juga saat pengambilan rapor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun