Dua minggu lalu, anak pertama saya, Putik Cinta Khairunnisa, yang sebentar lagi berusia 17 tahun, ikut kamping di puncak Gunung Gede-Pangrango yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, Jawa Barat.
Itu pun setelah memenuhi persyaratan yang diminta seperti menyertakan kartu identitas diri (kartu pelajar) dan foto sertifikat vaksin Covid-19, serta membayar tiket masuk yang dipesan secara online.
Suami saya sengaja mengajaknya sebagai bentuk memenuhi janjinya untuk mendaki puncak Gunung Gede. Janji yang baru terealisasi setelah dua tahun berselang.
Kebetulan juga pendakian Gunung Gede Pangrango kembali dibuka mulai Selasa 10 Mei 2022. Sebelumnya sempat ditutup dari 14 April hingga 9 Mei 2022 karena faktor potensi cuaca esktrem.
Pembukaan ini sesuai dengan Surat Edaran Kepala Balai Besar TNGGP Nomor: SE. 09/BBTNGGP/Tek.2/05/2022 tentang Pembukaan Kegiatan Pendakian Gunung Gede Pangrango.
Nah, pada dua minggu lalu itu, kebetulan, Sabtu - Minggu ada pendidikan untuk calon anggota Mapala UI atau Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia.
Suami, kebetulan juga, menjadi anggota senior yang diajak untuk menghadiri pendidikan ini. Lalu suami mengajak anak pertama kami. Ada beberapa anggota senior yang juga diajak untuk mengawasi dan mendampingi.
Kalau saya dan dua adiknya tidak ikut meski saya sangat ingin ke sana. Ingin mengulang kisah "kesuksesan" saya mendaki gunung Gede hingga ke puncak pada 18 tahun silam. Di awal-awal saya dan suami baru menikah.
Diajak ke puncak Gunung Gede, tentu saja anak saya senang. Akhirnya, kesampaian juga anak saya mendaki Gunung Gede hingga ke puncak.