Biasanya, waktu ibu saya masih ada, liburan lebaran kami isi dengan jalan-jalan ke pantai. Dan, seringnya sih, pantai yang dipilih adalah pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Pantai Pelabuhan Ratu menjadi semacam pantai yang wajib dikunjungi setiap liburan lebaran. Meski menuju ke sana, harus menghadapi kemacetan. Dan, meski juga sudah acapkali ke sini.
Mungkin karena pantai ini adalah pantai terdekat dari Cibadak, kampung halaman ibu saya. Meski terdekat, butuh waktu sekitar 2 jam lebih untuk sampai di sini. Itu jika kondisi normal.
Mengingat ibu saya sudah tiada (meninggal karena Covid-19 pada 9 bulan lalu), jadi jalan-jalan ke Pantai Pelabuhan tidak kami agendakan ketika kami "mudik" ke Cibadak pada hari kedua lebaran, Selasa 3 Mei 2022.
"Kita nggak usah ke pantai Pelabuhan Ratu ya, macet," kata saya yang diiyakan oleh abang dan adik-adik saya, juga Abah.
Biasanya, ketika Enin masih ada, macet atau tidak macet, tetap harus ke sana. Ini sih dalam rangka menyenangkan hati enin saja yang begitu suka pergi ke pantai, terutama pantai Pelabuhan Ratu.
Nah, kemarin, Rabu 4 Mei 2022, saudara sepupu saya, Septa Handayani, melaporkan kondisi terbaru menuju Pelabuhan Ratu.
Kebetulan, ia bersama keluarganya -- adik-adik, keponakan, juga paman dan bibi saya, menuju ke sana.
Mereka ke sana karena anaknya yang masih kecil-kecil merengek minta ke pantai Pelabuhan Ratu.
"Macet parah. Nggak bergerak," katanya di group keluarga besar kami sambil membagikan foto situasi yang dimaksud. Padahal, mereka berangkat jam 6 pagi untuk menghindari macet. Nyatanya, mereka disuguhi pemandangan yang cukup "mengerikan".