Ramadan tahun lalu kelas tahsin saya mengadakan tibar atau tilawah bareng. Tentu saja bersama guru tahsin yang sekalian mengoreksi jika ada kesalahan. Sayang, tahun ini ditiadakan.
Karena tadarus online yang saya ikuti ini bukan kelas tahsin, jadi peserta yang membaca Alquran pun berbeda-beda "karakter"nya.Â
Jadi, kalau ada yang salah membaca, dikoreksi sih tapi tidak secara keseluruhan dan tidak diulang. Mengingat juga keterbatasan waktu.
Kalau kelas tahsin kan beda. Salah membaca huruf atau ayat langsung dikoreksi. Kita harus mengulang sampai guru memastikan apa yang kita baca sudah tepat.
Tidak apa-apa juga sih. Yang penting kan niatnya dalam rangka ibadah kepada Allah. Terlebih Allah menjanjikan begitu banyak pahala di bulan Ramadan.
Saya juga dulu begitu. Merasa sudah fasih membaca Alquran eh ternyata banyak salahnya. Malah dengan percaya diri ikutan MTQ eh mental duluan. Alhamdulillah ikut kelas tahsin, jadi kesalahan-kesalahan itu bisa diperbaiki.
Kegiatan ini, menurut saya sangat bermanfaat. Terbukti, ada yang sudah menyadari jika banyak kesalahan yang dilakukannya selama membaca Alquran.
Ia pun mengaku sangat beruntung bisa ikut tadarus online karena ia bisa memperbaiki kesalahannya. Agar lebih fokus, ia disarankan untuk mengikuti kelas tahsin.
Ketua Dewan Pembina Sekolah Ibu Bahagia (SIB) Masriyani Sihotang, menyamaikan, tadarus Alquran secara online ini agar kita bisa lebih membersamai Alquran.
Meski diadakan di bulan Ramadan diharapkan amaliyah ini terus berlanjut selepas Ramadan.