Kalau cedera ringan paling hanya ankle sprain atau, robekan otot, tendon dan ligamen, karena sebelumya otot tendonnya itu tidak terulur tidak beradaptasi. Jika berat bahkan bisa menimbulkan kematian.
Setelah pemanasan, olahraga yang pertama kali kita mulai adalah fase aerobik. Perlu diperhatikan saat puasa waktu dan intensitasnya dikurangi, HRM atau Heart Rate Maksimalnya disarankan 50-70%.
Waktu olahraganya pada saat puasa 20-30 menit sudah cukup, frekuensi olahraganya 3-5 kali setiap minggu. Tidak disarankan untuk olahraga setiap hari karena akan menimbulkan kelelahan.
"Setelah berolahraga kita jangan lupa tubuh juga perlu cooling down agar tidak cedera," ujarnya.
Adapun jenis olahraga yang disarankan yaitu bisa dengan berjalan kaki, bersepeda, yoga ringan. Lamanya kita berolahraga itu kurang lebih 30 menit.
Ia mengingatkan, saat melakukan ibadah puasa kebugaran tubuh kita tetap harus terjaga. Meski olahraga saat puasa membutuhkan tenaga ekstra dan potensi membuat lebih cepat haus, amun hal tersebut bukan sebagai alasan untuk enggan berolahraga.
Ada beberapa waktu yang perlu kita perhatikan untuk berolahraga. Misalnya, sesudah sahur, kita berolahraga menggunakan cadangan energi saat sahur, sehingga sebaiknya olahraganya tidak berlebihan agar cadangan energinya tidak habis.
"Olahraga sebelum berbuka puasa itu tidak dianjurkan karena beresiko merusak otot dan juga bisa menghabiskan cadangan energi," tegasnya.
Dalam pengantarnya, dr. Prasetyo Widhi Buwono, Sp.PD-KHOM, FINASIM, pimpinan Klinik Budhi Pratama Restu Ibu Group, mengatakan manfaat puasa itu sangat luar biasa bagi kesehatan.
Di dalam ayat suci Alquran sudah ditegaskan dan didukung oleh beberapa peneliti. Puasa dapat menurunkan tekanan darah, menurunkan gula darah, dan menurunkan lemak untuk 2 penyakit hipertensi dan Diabetes Melitus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H