Jadilah tadi saya antar anak saya. Biasanya sih pakai jemputan. Berhubung yang jemput masih di Jawa, maka saya pun mengantarnya sambil ingin melihat bagaimana suasana sekolah. Kebetulan, anak saya minta datang lebih awal biar bisa main-main dulu, katanya.
Tiba di sekolah pukul 07.00. Saya perhatikan sudah ada beberapa siswa yang juga tiba lebih pagi dari jadwal. Memakai masker berlari-larian. Terlihat pula guru-guru yang juga mulai berdatangan.
Saya perhatikan, mereka mencuci tangan dan mengecek suhu. Sendiri. Tanpa pendamping seperti sebelumnya. Mungkin karena masih pagi. Mungkin juga karena anak-anak sudah mulai terbiasa dengan protokol kesehatan Covid-19.Â
Meski PTM 100 persen, namun kantin belum boleh dibuka. Pembelajaran juga masih di sekitar ruang kelas. Yang tentu saja masih dalam pantauan guru dan satgas Covid-19 di lingkup sekolah.
Sepertinya pemberlakuan PTM 100 persen ini tidak hanya untuk jenjang SD, tetapi juga SMP, dan SMA. Hanya saja, untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) PTM 100 persen digelar usai ujian sekolah pada pertengahan April ini.Â
Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono dan Satgas Covid-19 Kota Depok sudah meninjau sekolah-sekolah SMA. Dan, pembukaan PTM 100 persen sudah disetujui.
"Jadi, tidak ada hambatan jika sekolah tatap muka penuh. Menurut Kemendikbudristek, pemulihan diperlukan akibat hampir dua tahun anak-anak tidak belajar sebagaimana mestinya," ujar Sekretaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Negeri Kota Depok Usep Kasman, sebagaimana yang saya baca di medcom.id, Kamis, 31 Maret 2022.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sendiri sudah menyiapkan tiga skenario yang akan diterapkan dalam rangka peralihan status dari pandemi ke endemi Covid-19.
Pertama, menghadapi peralihan dari pandemi ke endemi adalah vaksinasi yang efektif.Â