Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

TPQ, Mencetak Generasi Qurani dan Berakhlak Karimah

3 April 2022   07:56 Diperbarui: 3 April 2022   08:54 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 2 April 2022, jadwal ambil rapor mengaji anak bungsu saya di Taman Pendidikan Quran (TPQ) Al Ihsan Permata Depok, Jawa Barat. Bertempat di Masjid Al Ihsan. Jaraknya tidak jauh dari rumah.

Setelah mengikuti agenda kegiatan di zoom meeting, saya pun berjalan kaki. Mungkin hanya perlu 5 menit atau lebih sedikit. Saya langsung menuju lantai 2.

Para orang tua murid mengisi daftar hadir. Orang tua yang menghadap guru berdasarkan nomor urut daftar hadir. Lalu giliran saya.

Rapor ini adalah penilaian anak-anak selama 6 bulan terakhir mengikuti pembelajaran mengaji dengan metode Ummi. Metode belajar Alquran dengan "sentuhan ibu".

Baca juga: Metode Ummi, Belajar Alquran dengan Kelembutan Kasih Ibu

Seperti halnya pembelajaran di sekolah, pembelajaran di masjid juga ada penilaiannya. Agar orang tua mengetahui sejauhmana progres dari anak-anak selama mengikuti pembelajaran.

Rapornya selembar kertas yang berisikan nilai-nilai. Bertuliskan "Laporan Perkembangan Santri TPQ Al-Ihsan Permata Depok".

Dalam lembaran itu berisikan penilaian mengenai hapalan doa-doa, praktek shalat, hapalan surat-surat pendek atau juzz amma, dan membaca Alquran. Kalau saya perhatikan sih nilai-nilai saya cukup bagus.

Ibu guru menyampaikan, progres anak saya sebenarnya bagus dan baik di awal-awal pembelajaran atau di tiga bulan pertama. Cuma, memasuki bulan setelahnya mulai banyak tertinggal.

Terutama saat pembelajaran dilakukan secara online karena tingginya kasus Covid-19 varian omicron. Penyebabnya, sudah bisa diduga karena ketidakhadiran anak saya di kelas.

Ada beberapa faktor mengapa anak saya terlihat jarang hadir. Di antaranya, karena sakit, ada tugas sekolah yang harus dikerjakan secara berkelompok, tidak stabilnya jaringan internet karena cuaca yang buruk, atau karena saat itu sedang malas.

Ibu guru juga menyampaikan bagaimana keseharian anak saya saat mengikuti pembelajaran.

"Alhamdulillah, Aliya mampu memahami materi-materi baru yang diajarkan oleh guru. Aliya juga sudah lancar membaca setiap baris dan mengucapkan setiap huruf hijaiyyah sesuai dengan makhrojnya," kata Ibu Dede, guru mengaji kelas Syifa.

Syukurlah. Ibu guru lantas menginformasikan selama Ramadhan, kelas mengaji tetap berjalan. Dari Senin hingga Kamis. Setelah anak-anak shalat Ashar berjamaah di masjid, baru dilanjutkan mengaji.

Bagi saya, Taman Pendidikan Quran (TPQ) penting untuk diikuti anak saya. Tidak hanya pendidikan formal saja yang harus diikuti, pendidikan nonformal juga perlu diikuti semacam TPQ.

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 91 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendidikan Al-Quran, menyebutkan pendidikan Alquran dapat dilaksanakan melalui jalur formal maupun nonformal.

TPQ saat ini begitu penting dalam mendukung pendidikan formal yang ada di Indonesia. Ya, bisa dibilang saling melengkapi. Dengan kata lain "seimbang" antara dunia dan akhirat.

Bersama ibu guru (dokumen pribadi)
Bersama ibu guru (dokumen pribadi)
Lembaga pendidikan ini sangat strategis dalam hal pembinaan dan penanaman karakter anak bangsa. Penanaman nilai-nilai karakter luhur akan mudah diterima pada masa anak usia dini.

Dari sini, diharapkan dapat melahirkan generasi muslim yang mampu mengamalkan ajaran Islam sesuai syariah.

Karena begitu pentingnya TPQ, saya sebagai orang tua pun memasukkan ketiga anak saya untuk belajar mengaji di TPQ dari mereka TK.

Meski anak-anak juga belajar di TK (Taman Kanak-kanan) dan mendapatkan materi yang hampir sama, tetap saya masukkan anak-anak saya ke TPQ.

Kenapa bukan saya sendiri yang mengajarkan anak-anak saya? Saya juga mengajarkan anak-anak mengaji di rumah. Tapi tidak bisa rutin mengingat waktu yang tidak memungkinkan karena saya juga bekerja.

Selain itu, pertimbangan saya untuk tetap memasukkan anak-anak ke TPQ biar anak-anak bersosialisasi dengan teman-teman dari sektor yang berbeda. Terpenting, juga ingin memelihara keberlangsungan TPQ itu sendiri.

Bagaimanapun pendidikan di TPQ menjadi dasar penanaman pendidikan agama. Diawali dengan pengenalan huruf hijaiyah, fasih membaca Alquran, doa-doa harian, kaifiyah shalat, keterampilan menulis Arab, hingga pengetahuan dasar tentang dinul Islam.

"Taman Pendidikan Quran, anak-anak diajarkan cara meningkatkan pemahaman dan pengamalan Alquran," kata Ibu Dede.

Tujuan belajar di TPQ yaitu agar peserta didik atau santri mampu membaca Alquran, menulis Alquran, menghafal Alquran, dan mengamalkan kandungan Alquran.

Di TPQ, para guru juga memberikan pengajaran memahami dasar-dasar dinul Islam pada anak usia taman kanak-kanak, sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah.

Lalu anak-anak diajarkan untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembelajaran ini diharapkan menghasilkan generasi Qurani dan berakhlakul karimah atau akhlak yang baik dan terpuji sesuai ajaran agama Islam.

Seseorang yang mempunyai akhlakul karima, tentu ia akan selalu disenangi oleh sesama manusia.  Sudah tentu jugs orang tersebut baik di mata Allah SWT. Apalagi Allah menjanjikan akan dimasukkan ke dalam surga.

Saya sendiri merasa bersyukur DKM Masjid Al Ihsan memiliki program TPQ untuk anak-anak warga kompleks. Menjadikan ilmu yang didapat sebagai bekal kehidupan di dunia dan akhirat.

Terlebih biaya selama pendidikan juga tidak memberatkan. Bagi anak yatim/piatu/dhuafa bahkan tidak dipungut biaya sama sekali.

Selain itu, memasukkan anak ke TPQ juga menjadi bagian pembelajaran buat saya untuk sama-sama belajar Alquran. Masa anak belajar Alquran, orang tua tidak? 

Warga kompleks juga mengapresiasi kehadiran TPQ Al Ihsan ini. Dari anak pertama saya masuk TPQ saat berusia 5 tahun, TPQ ini sudah ada. Saya sendiri menjadi warga sini sejak 2005 (kompleks dibuka pada 2000) dan sepertinya TPQ sudah ada.

Semoga kebaikan para guru TPQ di manapun itu, yang meluangkan waktunya untuk mengajarkan anak-anak Alquran, dibalas Allah dengan pahala dan kebaikan yang tidak ternilai. Dicatat sebagai amal ibadah di akhirat nanti.

Alhamdulillah Masjid Al Ihsan ini menjadi masjid persatuan bagi kaum muslimin di berbagai sektor di Komplek Permata Depok, terlepas apapun mazhab dan organisasinya.

Semoga Allah SWT menjadikan masjid ini bagian dari persatuan kaum muslimin dan mempererat ukhuwah Islamiyah.

Wallahu'alam bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun