Sabtu, 2 April 2022, jadwal ambil rapor mengaji anak bungsu saya di Taman Pendidikan Quran (TPQ) Al Ihsan Permata Depok, Jawa Barat. Bertempat di Masjid Al Ihsan. Jaraknya tidak jauh dari rumah.
Setelah mengikuti agenda kegiatan di zoom meeting, saya pun berjalan kaki. Mungkin hanya perlu 5 menit atau lebih sedikit. Saya langsung menuju lantai 2.
Para orang tua murid mengisi daftar hadir. Orang tua yang menghadap guru berdasarkan nomor urut daftar hadir. Lalu giliran saya.
Rapor ini adalah penilaian anak-anak selama 6 bulan terakhir mengikuti pembelajaran mengaji dengan metode Ummi. Metode belajar Alquran dengan "sentuhan ibu".
Baca juga:Â Metode Ummi, Belajar Alquran dengan Kelembutan Kasih Ibu
Seperti halnya pembelajaran di sekolah, pembelajaran di masjid juga ada penilaiannya. Agar orang tua mengetahui sejauhmana progres dari anak-anak selama mengikuti pembelajaran.
Rapornya selembar kertas yang berisikan nilai-nilai. Bertuliskan "Laporan Perkembangan Santri TPQ Al-Ihsan Permata Depok".
Dalam lembaran itu berisikan penilaian mengenai hapalan doa-doa, praktek shalat, hapalan surat-surat pendek atau juzz amma, dan membaca Alquran. Kalau saya perhatikan sih nilai-nilai saya cukup bagus.
Ibu guru menyampaikan, progres anak saya sebenarnya bagus dan baik di awal-awal pembelajaran atau di tiga bulan pertama. Cuma, memasuki bulan setelahnya mulai banyak tertinggal.
Terutama saat pembelajaran dilakukan secara online karena tingginya kasus Covid-19 varian omicron. Penyebabnya, sudah bisa diduga karena ketidakhadiran anak saya di kelas.