Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Adiraku, Tawarkan Beragam Solusi Keuangan untuk Pengajuan Kredit

15 Maret 2022   22:49 Diperbarui: 15 Maret 2022   22:54 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika pandemi Covid-19 menghantam Indonesia pada Maret 2020, awalnya semua sektor baik-baik saja. Namun, dengan penyebarannya yang begitu masif, semua sektor mulai kelimpungan. 

Tidak saja sektor kesehatan, tetapi juga sektor-sektor lainnya. Sektor pendidikan, pariwisata, UMKM, transportasi, dan lain sebagainya. 

Tidak sedikit yang bertumbangan. Banyak juga yang porak poranda. Dampaknya, banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan, tidak terhitung berapa banyak yang takpunya lagi penghasilan.

Begitu pun abang pertama saya. Pekerjaannya sebagai supir pribadi tidak urung berimbas juga pada dirinya. Ia diminta istirahat "sejenak" sampai kondisi Covid-19 melandai atau benar-benar pulih.

Ya, sejak pemerintah menerapkan "lockdown" alias pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan berbagai level, sejak itu semua orang harus berdiam diri di rumah. 

Nyaris tidak ke mana-mana. Bekerja dari rumah. Belajar dari rumah. Kuliah dari rumah. Belanja dari rumah. Nonton hiburan juga dari rumah. Semua serba di rumah. Segala aktifitas pun beralih ke digital.

Dengan kondisi seperti itu, keluarga tempat abang saya bekerja mau tidak mau ya tidak membutuhkan supir lagi. Buat apa? Tidak ada fungsinya juga. Secara tidak langsung abang saya pun diberhentikan "dalam batas waktu yang tidak bisa ditentukan". 

"Terpukul" dong abang saya. Ia meminta saya dan adik-adiknya untuk mencarikan pekerjaan untuknya. Meminta saya untuk mencoba menghubungi relasi-relasi yang cukup dekat dengan saya.

Jelas, permintaan yang tidak bisa saya penuhi. Selain karena faktor usia abang saya, juga karena situasi pandemi. Di saat orang-orang dan perusahaan-perusahaan tengah berjuang untuk tetap bisa bertahan hidup dari badai Covid-19. Bahkan, banyak juga kolaps.

Setelah dipikir-pikir dan ditimbang-timbang bersama adik-adiknya dan Abah, ditemukanlah solusi: menjadi ojek online. Setidaknya, ini menjadi pekerjaan yang bisa dilakukannya dalam situasi seperti ini. Pekerjaan yang related banget dengan pekerjaan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun