Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penjahat Berdasi

25 Januari 2022   22:08 Diperbarui: 25 Januari 2022   22:19 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

penjahat berdasi
memberikan instruksi
"kurung dalam kerangkeng besi!"
si lelaki terjerembab, seketika terisolasi

tidak bisa berkomunikasi
takboleh bersosialisasi
tenaga dieksploitasi
setiap gerik diawasi

makan dengan nasi
ditambah sambal terasi
daging ayam hanya halusinasi
minum susu sekedar ilusi

bagaimana tenaga bisa terisi?
"apa yang kau tangisi?!"
hardik penjaga perlihatkan gusi
matanya mendelik ke segala sisi

bekerja sekedar narasi
tidak bicara karena diintimidasi
membantah akan membuat emosi
wajah tertunduk kepada arogansi

tubuh kurus tanpa ekspresi
jiwa hampa takterisi
tatapan kuyu tidak bereaksi
bibir tersenyum karena fantasi

sepuluh tahun tanpa koneksi
hilang semua jejak relasi
tiada yang tahu bagaimana kondisi
terpuruk oleh depresi

jika bukan karena kasus korupsi
mungkin tidak akan terdeteksi
perbuatan melanggar hak asasi
tidak akan terlacak polisi

ke mana moralisasi
yang kerap ia adopsi?
hanya sekedar diksi
dan basa basi

kok bisa orang seperti itu menjabat posisi?
tapi tidak menjalankan fungsi
bisanya banyak cakap berorasi
dengan ambisi-ambisi

hukum berat si pejabat dan para kolusi
jangan beri mereka grasi
kalau perlu kekayaannya diamputasi
atau biarkan rakyat membully mengkritisi

sang pejabat tertawa frustrasi
di balik jeruji besi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun