Nabi Muhammad SAW bersabda, "Jika amanah telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat bertanya, "Bagaimana maksud amanah disia-siakan?" Nabi menjawab, "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu." (HR Al-Bukhari)
Berapa sih jumlah peneliti yang "mumpuni" di Indonesia? Kalau merujuk portal informasi Indonesia di indonesia.go.id, ada 58 peneliti Indonesia masuk peringkat top dunia.Â
Mereka terdiri dari kalangan perguruan tinggi negeri/swasta, periset BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), serta lembaga penelitian lainnya.
Dari 58 peneliti Indonesia tersebut, ada dua periset BRIN yaitu Dr Ratih Pangestuti dan Dr R Tedjo Sasmono. Mereka menorehkan prestasi sebagai sosok yang masuk dalam daftar prestisius saintis teratas dunia.
Itu baru sekian persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa. Itu baru seujung kuku.Â
Tapi kalau ditelusuri lagi bisa dipastikan  jumlah peneliti yang benar-benar qualified lebih dari angka 58 orang yang disebutkan tadi.
Jadi, saya termasuk yang tidak setuju ketika Presiden Joko Widodo melantik Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 13 Oktober 2021.Â
Menurut saya, tidak tepat saja Megawati menempati posisi itu. Memangnya, hanya Megawati saja yang dianggap layak? Terlebih Megawati juga menduduki jabatan di lembaga lain.Â
Saya sih tidak bilang Megawati tidak pintar, cuma tidak tepat saja menduduki di posisi itu. Kalau masih berkaitan dengan  perpolitikan di Indonesia, nah bolehlah.Â
Bisa saya pastikan tidak ada yang meragukannya. Sudah khatam banget. Terlebih sudah sekian lama menjabat sebagai Ketua Umum PDI-P. Ditambah posisi strategis lainnya di pemerintahan.Â