Saya sudah lama tidak menjahit baju sendiri. Berpuluh-puluh tahun tidak mengasah kemampuan saya. Paling juga menjahit baju bolong, memasang kancing yang lepas, menjahit jahitan yang lepas, membuat baju boneka, bikin tas kain. Itu juga pakai jarum jahit tangan. Pegal-pegal deh hehehe...
Jadi, tidak heran ketika mengikuti pelatihan menjahit yang diadakan Kelurahan Pondok Jaya di Balai Latihan Kerja Komunitas Nurul Huda Al Uulaa, Gandaria 1, Ratujaya, Depok, Jawa Barat, saya jadi awam banget. Bisa dibilang pemula.
Sudah lama juga saya tidak menyentuh yang namanya mesin jahit. Bagi pemula macam saya, dan beberapa peserta lainnya, membuat baju bukanlah perkara mudah mengingat menjahit baju memerlukan keterampilan, kesabaran, dan ketelitian.Â
"Blank banget nih soal menjahit," kata salah satu peserta.
Syukurlah, Neneng, sang instruktur pelatihan, di hari kedua pelatihan membagikan ilmunya. Dikatakan, sebelum menjahit ada tahap-tahapannya. Dimulai dari pengukuran badan, membuat pola, menggunting bahan, dan menjahit.
Baca juga: Manfaat Mengikuti Pelatihan Menjahit
Sebelum memulai, kami mengeluarkan peralatan menjahit yang sudah dibagikan di hari pertama: penggaris berbentuk siku, penggaris lengkung pinggang, meteran, gunting kain, gunting benang, rader jahit, benang, buku, dan pulpen.
Dijelaskan, tidak mudah membuat garis lengkung pinggul. Karena itu, dibutuhkan penggaris lengkung pinggang supaya garis lengkungnya presisi.
Sementara penggaris berbentuk sikut dipakai untuk membentuk garis sudut. Misalnya saja garis badan dan tengah muka, garis lebar muka dan garis lebar punggung, garis badan dan tengah belakang.
Rader jahit untuk membantu kita dalam memberi tanda jahitan sesuai garis pola pakaian yang diinginkan. Dalam pembuatan tanda jahitan atau garis pola tersebut, rader biasa dipasangkan dengan karbon jahit.
"Kalau meteran fungsinya ya untuk mengukur. Kalau gunting kain untuk menggunting kain. Jangan dipakai untuk menggunting yang lain, meski kertas sekalipun, nanti guntingnya jadi tumpul dan tidak bisa lagi digunakan untuk menggunting kain. Begitu pula dengan gunting benang, khusus untuk benang," jelasnya.
Ok, saatnya memulai dengan praktik.
Tahap pertama, melakukan pengukuran badan. Siapkan pita meteran, pita band (bisa pita, tali, atau apa saya yang bisa untuk mengikat pinggang) pensil, dan kertas untuk mencatat ukuran-ukuran.
Sebelum mengukur, pinggang diikat dengan satu bagian tali simpulnya menjuntai. Fungsinya untuk mengukur lingkar pinggul agar pas di tubuh. Saat mengukur semua diawali dari angka nol, bukan 1.
Berikut ini bagian-bagian yang perlu diukur dan cara pengukurannya.
 1. Lingkar badan atau lingkar dada. Lingkarkan meteran di sekeliling badan, hingga tepat di atas puncak dada (payudara). Lingkaran harus sejajar. Ukurlah dengan pas lalu tambahkan 4cm. Untuk baju kebaya tambah 1 cm, untuk baju gamis atau blouse tambah 4 cm. Catat.
2. Lingkar pinggang, caranya lingkarkan pita ukur pada pinggang yang lingkarnya paling kecil. Ukurnya pas, lalu ditambah 4 cm agar memudahkan dalam pembagian.
4. Lebar muka, diukur dari sudut ketiak paling atas bagian depan, dari kanan hingga kiri atau sebaliknya.
5. Lebar belakang, diukur dari ketiak paling atas bagian belakang, dari kanan hingga kiri atau sebaliknya.
6. Lebar punggung, diukur dari tulang bahu terendah dari kiri ke kanan
7. Panjang punggung, diukur dari tulang tengkuk hingga ban pinggang
8. Lebar bahu, diukur dari bahu tertinggi samping leher sampai bahu terendah.
9. Tinggi puncak dada, 1/2 dari lebar bahu sampai titik puncak dada
10. Putusan pinggang, diukur dari garis tengah bahu sampai ban pinggang
11. Lingkar kerung lengan, melingkari kerung lengan sampai tulang bahu terendah, diukur pas, lalu tambah 4 cm atau 6 cm
12. Â Lengan atas, diukur dari bahu terendah sampai sikut
13. Panjang lengan, dari bahu terendah hingga sikut, lalu ke tulang lengan. Posisi lengan dalam keadaan menyikut atau ditekuk, bukan lurus ke bawah.
14. Panjang sisi, diukur dari ujung ketiak sampai ban pinggang, untuk knok nut tanpa penambahan.
15. Tinggi pinggul, diukur dari ban pinggang sampai bagian pinggul terbesar, tanpa penambahan
16. Panjang baju/gamis, diukur dari tengkuk sampai panjang baju yang diinginkan. Posisi meteran angka nol ada di bawah, ditarik ke atas hingga ke tengkuk.
17. Panjang rok/celana, meteran angka nol berada di bawah, ditarik ke atas hingga lingkar pinggang.
18. Pesak/kerung pesak/lingkar pesak, untuk membuat celana atau kulot, diukur dari ban pinggang bagian depan ke bawah melalui selangkangan melingkar ke atas sampai akhir ban pinggang bagian belakang. Diukur pas, lalu ditambah 6 atau 8.
19. Lingkar tangan, diukur dari pergelanganujung ke ujung kepalan tangan.
Setelah mengukur, lanjut dengan membuat pola. Umumnya semua pakaian memiliki pola dasar yang sama. Pola dasar terbagi atas beberapa bagian -- pola dasar atas, pola dasar bawah, pola dasar lengan,serta pola atas dan bawah.
Jika ingin membuat baju blouse atau kemeja, maka yang diperlukan pola dasar atas dan pola dasar lengan. Jika ingin membuat baju gamis, gaun, atau terusan lainnya, yang diperlukan pola dasar atas bawah.
Karena pelatihan ini masih tingkat dasar, maka para peserta hanya membuat pola dasar sederhana. Masing-masing peserta saling mengukur badannya sebagaimana yang sudah diterangkan oleh instruktur.
Pola dasar atas adalah pola baju yang meliputi ukuran bagian bahu sampai pinggang. Pola ini, pola dasar baju atasan. Terdiri dari bagian depan dan belakang.
Mulai dengan selembar kertas lalu gambarkan pola dengan ukuran-ukuran yang sudah diukur sebelumnya seperti lingkar kerung lengan, lebar bahu, panjang baju, lingkar dada, lingkar leher, hingga lingkar pinggang.
Pola dasar lengan, pola dasar yang dibuat untuk membentuk bagian lengan. Jika ingin membuat lengan pendek gunakan ukuran panjang lengan hingga siku. Jika lengan panjang, gunakan ukuran panjang lengan hingga pergelangan tangan.
Bagi pemula yang masih kesulitan membuat pola, ada cara yang cukup efektif tanpa ribet. Caranya dengan menjiplak pola menggunakan baju kita yang sudah tidak terpakai namun masih pas digunakan.
Bongkar jahitan baju dengan silet atau gunting khusus. Bedah bagian-bagian yang diperlukan seperti lengan, bagian depan dan belakang, serta kerah jika ada.
Setrika lembaran-lembaran bagian dari baju agar mudah untuk dijiplak. Setelah itu  tempelkan potongan-potongan baju pada kertas pola. Jiplak deh dengan pensil. Pola baju sesuai dengan ukuran badan kita.
Mudah, bukan. Selamat mencoba.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI