Selama tiga hari ini (2-4 November 2021), saya mengikuti pelatihan menjahit yang diadakan Kelurahan Pondok Jaya. Tempat pelatihan di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Nurul Huda Al Uulaa, di jalan Gandaria 1, Ratujaya, Depok, Jawa Barat.Â
Setiap RT hanya bisa diwakili satu warganya untuk mengikuti pelatihan ini. Karena saya berminat ikut pelatihan, ibu RT pun "menunjuk" saya. Jadi, ada sekitar 15 peserta yang mengikuti pelatihan menjahit ini. Dan, semuanya perempuan! Pelatihan ini sendiri tidak dikenai biaya alias gratis.
Mengapa saya tertarik mengikuti pelatihan menjahit? Karena sejatinya saya memang senang saja menjahit. Ini adalah hobi saya yang terabaikan dan tidak tersalurkan dengan baik.Â
Awal kesukaan saya dengan menjahit ketika SMP ada pelajaran PKK. Kalau tidak salah singkatan dari Pendidikan Keterampilan Keluarga. Nah, waktu itu diajarkan menyulam dan menjahit tanpa mesin.Â
Saat praktik menjahit, diajarkan bagaimana membuat pola, memotong, dan menjahit pola. Waktu itu, praktik membuat seragam rok biru, yang kemudian saya pakai ke sekolah. Senang saja saya bisa bikin rok sendiri.Â
Sejak itu, mulailah tumbuh benih-benih ketertarikan saya pada jenis keterampilan ini. Saya mulai bikin baju sendiri, meski butuh waktu agak lama karena menjahit tidak menggunakan mesin jahit, tetapi pakai tangan.
Beberapa kali saya juga menerima jahitan ketika ada teman kampus melihat hasil baju bikinan saya. Waktu itu, di rumah ada mesin jahit hasil "barter" karena kawan ayah saya tidak sanggup membayar utangnya.
Sayang, hobi ini tidak tersalurkan dengan baik hingga sekarang di usia saya yang tidak muda lagi. Itu sebabnya, ketika ada program pelatihan menjahit saya langsung menawarkan diri untuk menjadi peserta.Â
Tidak dipikirkan lagi apakah jadwalnya akan bentrok dengan agenda pekerjaan saya. Pelatihan ini, menurut saya, sangat bermanfaat. Meski dibilang terlambat karena faktor usia, tapi ini tetap bisa menjadi bekal di hari tua saya.
Pelatihan hari pertama dibuka oleh Lurah Pondok Jaya, Mulyadi, S.Ag. Ia mengatakan, kegiatan ini untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan warga agar bisa berdaya guna. Terlebih di masa pandemi Covid-19. Minimal, bisa menjahit bendera, katanya berseloroh.