Putu Dessy Fridayanti, seorang Master of Ceremony (MC) profesional, tidak menyangka curhatannya di akun instagram @ecymcbali, viral. Pengakuannya yang mendapatkan diskriminasi dari Gubernur Bali saat menjalankan tugasnya mendapat atensi dari berbagai pihak.
Curhatan Ecy yang sudah menekuni profesi MC selama 23 tahun itu viral lantaran mengakui dilarang tampil di acara yang dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster. Dan, itu bukan kali pertama ia mengalami hal tersebut, tetapi sejak 2018 sampai kejadian pada 10 September 2021.
"Alasannya karena Koster akan hadir, jadi tidak boleh ada pengisi acara wanita. Hello? Kenapa kami pekerja wanita didiskriminasi begini? Apa salah kami bekerja untuk menghidupi keluarga kami. Sudah berapa puluh acara saya dicancel karena gubernur hadir?" curhatnya sebagaimana dikutip berbagai media.
Atas curhatannya itu, akhirnya memunculkan petisi di laman Change.org yang menuntut agar Gubernur Bali Wayan Koster menghentikan diskriminasi kepada pekerja event perempuan.
Saya sendiri tidak habis pikir mengapa diskriminasi terhadap perempuan masih saja terjadi. Dilakukannya pun secara terang-terangan (sebagaimana disampaikan Ecy). Di jaman yang sudah modern ini ternyata masih ada diskriminasi seperti itu.Â
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto Wiyogo, pun ikut memberikan tanggapan atas kasus itu. Terlebih Ecy mengadu kepada organisasi yang beranggotakan lebih dari 98 organisasi perempuan di seluruh Indonesia itu atas tindakan diskriminasi yang dialaminya.
Sebagai organisasi perempuan tertua dan terbesar di Indonesia, Kowani jelas prihatin. Apalagi kasus tersebut telah digunakan sebagai bahan saling serang di media sosial antarpolitisi di Propinsi Bali.Â
Adanya diskriminasi ini mendapat respon dari salah satu partai politik dengan memberikan pernyataan pers. Kowani melihat adanya simbol partai politik terhadap kasus tersebut adalah bentuk kearogansian. Dan, itu bisa menjadi preseden buruk untuk kasus serupa.Â
Alih-alih memberikan dukungan pada Ecy, yang ada malah politisi tersebut menuding apa yang disampaikan Ecy adalah hoax, suatu kebohongan. Kowani jelas membantah mengingat korban mengadu langsung kepada Kowani. Terlebih ada banyak yang menyaksikan kejadian tersebut.Â
Di detik-detik terakhir persiapan kegiatan penyambutan Menteri Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan didampingi Gubernur Bali, korban tidak diperkenankan untuk menjalankan tugasnya di lokasi acara. Ya memang korban tetap menjalankan tugasnya, tapi di ruangan tertutup yang berjauhan dengan lokasi acara.Â