Karena itu, para perempuan yang ingin terjun ke dunia bisnis dibutuhkan strategi jitu agar berhasil masuk ke belantara bisnis. Apakah perempuan bisa? Tentu saja bisa. Dengan catatan harus dipersiapkan secara cerdas.Â
"Kita tidak dalam membicarakan persoalan gender. Ini juga bukan membandingkan perempuan versus laki-laki. Tapi lebih kepada bagaimana menaklukkan dompet para pelanggan," urai Indrawan.
Indrawan ini adalah komisaris di KUBIK Training & Consultancy, yang didirikannya. Perusahaan konsultan dan pelatihan SDM terkemuka dan termahal di Indonesia, yang menjadi langganan korporat besar.
Menurut Business Innovator ini, ada 3 hal yang menjadi tantangan kaum perempuan di dunia usaha. Yaitu, stereotip gender, norma di masyarakat, multiperan perempuan.Â
Stereotif gender . Tidak bisa dipungkiri sosok perempuan kerap dipandang lemah secara emosional dan ambisi. Padahal belum tentu benar, dan seharusnya dijadikan sebagai satu tantangan.Â
Meski kerap disematkan stereotif seperti itu, para perempuan tidak perlu khawatir dan harus menghapus pandangan tersebut. Yang perlu dilakukan adalah dengan membuktikan bahwa dia tidak seperti yang disangkakan.Â
Norma di masyarakat. Umumnya, ada "aturan" yang menyebutkan pihak laki-laki yang mencari uang, sementara perempuan cukup di rumah saja, mengurus suami dan anak-anak.Â
Tidak heran, jika ada laki-laki yang lama tidak pulang ke rumah, masyarakat menganggapnya hal yang lumrah. Pandangan para tetangga pasti biasa-biasa saja.Â
Dianggap wajar karena memang habis mencari uang buat keluarga. Bandingkan ketika yang tidak pulang-pulang itu adalah pihak perempuan. tanggapannya pasti berbeda.Â
Kerap dibilang egois, tidak perhatian pada keluarga. Tidak jarang pula dipandang bukan "perempuan baik-baik". Dan pandangan negatif lainnya.Â