Apa itu takdir Allah? Begitu pertanyaan pembuka yang disampaikan ustadz DR. H. Agus Setiawan, Lc, MA dalam Kajian Muslimah Majelis Taklim Masjid Al-Ihsan Permata Depok, Jawa Barat, Sabtu (18/9/2021). Kali ini penanggung jawab kegiatan adalah Majelis Taklim Sektor Kumala.
Ustadz menjelaskan, takdir itu secara bahasa artinya ukuran. Allah berfirman, segala sesuatu ada ukurannya. Dalam Alquran dikatakan, Kullu Syai'in Khalaqnahu bi-Qadar. (Sungguh Kami menciptakan segala sesuatu dengan ketentuan yang telah ditetapkan) (QS al-Qamar: 49).
Allah menurunkan hujan misalnya, sesuai takarannya. Kalau terlalu banyak tiap turun hujan, pasti akan terjadi banjir. Semua sudah ditentukan dan diukur. Atau burung bisa terbang dan manusia tidak. Itu berarti, segala yang terdapat dalam semesta ada ukurannya.
Contoh yang lain begini. Ketika kita naik mobil balap dan mobil biasa, kecepatannya jelas berbeda. Diciptakan sesuai dengan ukurannya. Kita tidak bisa ke luar dari ukuran yang sudah ditetapkan.
Mobil biasa tidak bisa melampaui batas kecepatannya apalagi menyamai kecepatan mobil balap. Mobil balap juga tidak bisa dibawa dengan kecepatan biasa karena tidak didesain seperti itu.
"Sesungguhnya, Kami telah menciptakan segala sesuatu dengan takdir (yang telah Kami tetapkan kepadanya di Lauhil Mahfudz." (QS al-Qamar: 49).
Takdir = Nasib?
Ukuran yang sudah ditetapkan Allah untuk hambaNya ini disebut takdir, sementara hasil yang diterima adalah nasib. Takdir pada dasarnya tidak diketahui, sementara nasib adalah hasil yang dapat dilihat dan dirasakan.
Sebagaimana kisah Sahabat Umar yang pernah akan berkunjung ke suatu tempat kemudian beliau mendengar bahwa tempat tersebut sedang ada wabah.