Semalam hujan turun dengan deras. Begitu lebat. Petir menggelegar saling bersahutan. Tidak ada yang aneh sebenarnya. Hal yang biasa terjadi itu mah.
Cuma, paginya, ketika saya akan menyiapkan sarapan buat anak-anak, minyak goreng yang ada di wajan tercampur air hujan. Mungkin terkena cipratannya.
Bisa dimaklumi karena dinding atas kompor memang ada celah yang tidak berdinding alias bolong. Sengaja bolong buat berjaga-jaga jika terjadi gas bocor sehingga gas bisa mengalir ke udara.Â
Kejadian gas meledak itu kan sebagaimana yang saya baca di berita karena gas yang bocor terperangkap dalam ruang tanpa ventilasi. Nah, saya tidak mau ini sampai terjadi.
Mungkin karena hujan begitu deras dan angin juga cukup kencang, jadi wajan berisi minyak yang saya taruh di kompor tercampur  air. Sebelum hujan memang saya sempat menggoreng lele buat makan malam.
Mau dibuang sayang. Mau dipakai tidak mungkin juga. Yang ada malah tercipta peperangan. Mana pernah minyak goreng dan air akur kalau dipanaskan. Yang ada pada berontak. Mirip Tom and Jerry.
Penasaran tidak mengapa air dan minyak tidak bisa bercampur? Padahal, sama-sama cairan. Karena, keduanya memiliki molekul yang berbeda dan tidak bisa mengikat.
Saat air dan minyak diguncangkan dalam botol, terlihat bercampur sih, tapi hanya untuk beberapa saat. Setelah itu, keduanya akan mulai berpisah lagi.
Minyak akan pecah menjadi manik-manik kecil dan akan bersatu kembali dengan minyak lainnya dan berpisah dengan air. Timbul pertanyaan, mengapa itu bisa terjadi? Karena, molekul air saling menarik satu sama lain sedangkan minyak akan saling menempel.
Biasanya air akan berada di bawah sedangkan minyak di atas air. Hal ini karena minyak kurang padat dibandingkan air. Sehingga terlihat membentuk dua lapisan: minyak dan air.