Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selepas Pensiun, Ayah Saya Tetap Produktif, Ini yang Dilakukannya

16 Agustus 2021   17:47 Diperbarui: 16 Agustus 2021   17:49 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini abah, bapak saya. Namanya Tarya Kusnadi. Ada gelar di depan dan belakang namanya. Saat ini usianya 82 tahun. Sejak pensiun dari pegawai negeri sipil Kementerian Pertanian berpuluh tahun lalu, ia selalu menyibukkan diri dengan berbagai aktifitas.

Di awal-awal pensiun, ketika saya masih SMA, ada hobinya yang sering dilakoninya hingga bertahun-tahun kemudian. Ya, mengisi Teka Teki Silang atau TTS di Harian Kompas. Kebetulan ayah saya berlangganan koran tersebut.

TTS ini setiap edisi diguntingnya lalu ditempelkan di kertas, dikliping, dan dijilid. Entah sudah berapa banyak tumpukan kliping TTS ini. Maksudnya dijilid biar ayah saya tidak pusing mencari TTS di tumpukan koran.

Ketika saya tanya untuk apa dijilid, ayah saya beralasan dengan dijilid, ayah saya bisa langsung mencari mana TTS yang belum terisi semua untuk diisinya jika ia sudah menemukan jawabannya.

Saya lupa, apakah TTS ini pernah dikirimkannya ke Harian Kompas agar diundi? Yang pasti, melihat hobi ayah saya ini saya jadi ikutan suka mengisi TTS.

Kata ayah saya, mengisi TTS adalah untuk mengisi waktu luang, juga mencegah agar tidak pikun kelak. Yang sepertinya memang terbukti.

Tidak beberapa lama setelah masa pensiun, ayah saya sempat menjadi dosen di universitas swasta, di universitas terbuka, dan di almamaternya. Saya sering juga dimintai tolong untuk mengetik bahan materi yang akan diajarkan. Beberapa bahan materinya itu pun sudah dijadikan buku.

Ayah saya sering memperlihatkan honor yang diterimanya saat mengajar dan membuat buku. Nilainya tidak besar tapi saya melihat senyumnya yang mengembang, yang menandakan ada kepuasan batin pada dirinya.

Ayah saya melepas profesinya sebagai dosen saat ditawari menjadi konsultan di bidang pertanian yang kantornya di sekitar Ampera, Jakarta Selatan. Sempat tinggal agak lama di Pekanbaru bersama ibu saya karena ditempatkan di sana.

Saya pernah menginap beberapa hari ketika saya ada penugasan ke sana. Saya pun diajak ke peternakan lebah milik warga, ke perkebunan jagung, dan lain-lain. Hasil kunjungan ini pun saya jadikan bahan tulisan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun