Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selepas Pensiun, Ayah Saya Tetap Produktif, Ini yang Dilakukannya

16 Agustus 2021   17:47 Diperbarui: 16 Agustus 2021   17:49 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika rumah adik pertama saya bocor di bagian dapur, ayah saya yang memperbaiki dibantu abang pertama saya.

Saat saluran air pembuang pencuci piring di rumah saya mampet, ayah saya juga yang memperbaikinya. Begitu juga ketika pompa air ngadat, mesin cuci bermasalah, lagi-lagi ayah saya yang menjadi tukangnya, yang dibantu abang saya.

Waktu rumah adik kedua saya ada yang lapuk dimakan rayap, abah saya yang turun tangan. Dari mana saya bisa tahu? Karena ayah saya mampir dulu ke rumah saya untuk meminjam tangga. Kebetulan perumahan adik saya tinggal berdekatan dengan perumahan saya tinggal. Dan, banyak lagi keahliannya.

Tidak hanya itu, ayah saya juga mengisi aktifitasnya dengan membuat bermacam perabot rumah tangga. Waktu anak pertama saya lahir, abah saya  buatkan ranjang bayi dari bahan bambu. Lalu kamar dipasangkan kaki-kaki buat kelambu.

Pernah juga bikin lemari pakaian dan lemari CD buat adik saya, lemari televisi buat di kamar almarhumah ibu saya, lemari piring, bikin jemuran, dan banyak lagi.

Meja makan hasil karya ayah saya (Dokumen pribadi)
Meja makan hasil karya ayah saya (Dokumen pribadi)

Paling anyar sih, meja makan berwarna pink ini, khusus dibuatkan buat saya, anak perempuan satu-satunya. Padahal, saya tidak minta dibuatkan. Enin atau ibu sayalah yang meminta Abah untuk membuatkan karena melihat meja makan 'warisan' mertua yang usianya puluhan tahun sudah mulai lapuk.

Ketika saya tanya berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk meja makan ini, Abah berkata (dalam bahasa Sunda), "Kalau Neneng mau ngasih duit jangan diniatkan untuk mengganti meja makan, itu nggak ada pahalanya karena jatuhnya bisnis. Kalau Neneng mau ngasih duit ya seperti yang sering Neneng kasih ke mamah, ke bapak, itu ada pahalanya."

Entahlah, apa yang membuat Abah masih terlihat kuat di usianya yang renta. Mungkin karena sering minum air rebusan herbal racikan sendiri atau selalu happy meski ada masalah? Dipikirkan tapi tidak terlalu dipikirkan. Jadi dibawa santai begitu.

Abah saya masih kuat pergi ke mana-mana tanpa didampingi. Mengambil uang pensiun sendiri, pergi ke rumah adik-adiknya di Bandung terkadang juga sendiri. Ayah saya juga tipe orang yang sangat jarang sakit.

Ketika kami, para anaknya terkena Covid-19, ayah saya tidak terkena, padahal sama-sama melakukan kontak fisik dengan pasien Covid-19, yang tidak lain ibu kami almarhumah, sama-sama juga berada di RS Rujukan Covid-19. Sama-sama juga ikut ke pemakaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun