Wali kelas IX membagikan data siswa meliputi nama, tempat tanggal lahir, dan nama orang tua ke grup orang tua. Ia meminta orang tua untuk mencek apakah data yang terisi sudah sesuai atau tidak.
Saya pun memeriksa data tersebut. Untuk nama anak saya sih benar, bergitu juga tempat tanggal lahir juga benar, cuman ada sedikit kesalahan untuk nama orang tua, khususnya nama ayah.
"Maaf Bu Silvy, untuk nama orang tua yang benar Rakhmat, di situ tertulis Rakhmad, mohon direvisi ya Bu," kata saya di grup.
Bagi saya, salah satu huruf pun cukup berpengaruh. Seolah-olah itu bukan nama suami saya. Seperti nama saya, terkadang ada yang menulis "Tetty" atau "Teti". Serasa bukan nama saya jadinya. Ketika harus menandatangani suatu berkas atau daftar hadir kesannya itu bukan saya, seperti ada sesuatu yang salah.
Wali kelas lantas meminta saya untuk mencek ijazah SD dan akta kelahiran anak saya. Karena katanya, data yang ada di SMP berdasarkan data saat siswa mendaftar ke SMP yang memang melampirkan ijazah dan akta kelahiran
Saya lantas mencek ijazah SD anak saya, tertulis nama Putik Cinta Khairunnisa, nama orang tua Rakhmad Bernadi. Iya, ya, di ijazah tertulisnya Rakhmad, bukan Rakhmat.
Kemudian saya cek akta lahir anak saya. Tertulis Putik Cinta Khairunnisa anak dari Rakhmad Bernadi. O, o...!
Saya coba cek ijazah TK anak saya, eh nama orang tua tertulis Rakhmad, bukan Rakhmat.
Bagaimana dengan adik-adiknya? Saya cek di akta kelahiran anak kedua dan anak ketiga saya tertulis anak dari Rakhmat Bernadi AR.Â
Lha mengapa yang punya kedua adiknya benar? Mengapa bisa beda begini?
Berarti fix nih kesalahan ada di pihak orang tua. Yang menjadi pertanyaan, "mengapa saya baru sadar sekarang?"Â