Hasil negatif palsu tidak hanya terjadi pada test swab antigen. Test PCR (Polymerase Chain Reaction) dalam sejumlah kasus, ditemukan hasil yang bisa dinyatakan negatif palsu.
Misalnya, seseorang melakukan tes swab di rumah sakit dan hasilnya positif. Kemudian keesokan harinya kembali melakukan swab PCR di rumah sakit berbeda, namun hasilnya menjadi negatif.
Kasus ini dalam dunia kedokteran disebut sebagai false negative. Negatif palsu atau false negative berarti tes menunjukkan seorang tidak memiliki Covid-19 meski ternyata memiliki gejala Covid-19.
Dengan kata lain, kondisi ketika seseorang yang sakit covid-19 tapi hasil tesnya negatif. Lantas, mengapa itu bisa terjadi? Apakah lab PCR-nya mengalami error?
Ahli Epidemologi Universitas Indonesia Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, menegaskan, perbedaan hasil itu bukan berarti lab PCR mengalami error.
Test PCR adalah metode pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Menurutnya, metode ini memiliki akurasi paling tinggi. Bisa mencapai 90 persen dibanding model swab antigen atau rapid antigen.
Meski memiliki akurasi yang tinggi, ada sejumlah kasus pasien Covid-19 yang tetap menunjukkan hasil PCR negatif. Padahal, semua gejala Covid-19 ditemukan pada pasien tersebut.
Jadi, tidak ada larangan seseorang lantas berpergian dengan mengantongi hasil test PCR yang negatif. Terlebih test PCR tersebut dilakukan di RS yang memang memenuhi syarat menjadi salah satu jejaring laboratorium pemeriksaan Covid-19.
Menurutnya, bisa jadi saat melakukan test pertama masih dalam masa inkubasi. Saat test kedua, masa inkubasi sudah terlewati, sehingga memungkinkan hasilnya negatif, meski hanya berbeda 1 hari.
Baca juga: Hasil Tes Antigen Negatif, Bukan Berarti Bebas Covid-19