HP saya berbunyi. Informasi siapa-siapa saja warga Permata Depok yang terkonfirmasi Covid-19, masuk di group warga. Ibu RT memberikan informasi terbaru mengenai warga yang melakukan isolasi mandiri atau isoman.
Warga tersebut adalah saya sendiri. Ya, berdasarkan hasil swab antigen, saya dinyatakan positif. Ini adalah hari ketiga saya isoman.
Isolasi mandiri di rumah dilakukan jika pasien tidak bergejala sama sekali atau hanya mengalami gejala ringan seperti batuk atau sakit tenggorokan atau demam.
Saya sebenarnya tanpa gejala. Tidak batuk, tidak demam, tidak pilek, tidak kehilangan penciuman, tidak kehilangan pengecapan, tidak kelelahan, dan gejala-gejala umumnya Covid-19.
Coba kalau saya tidak melakukan swab antigen, pasti saya menyatakan diri saya baik-baik saja. Entah berapa banyak orang yang berpotensi saya tulari? Karena berdasarkan informasi yang saya baca varian Delta Covid-19 bisa menular meski sekedar berpapasan tanpa mengobrol.
Bisa saja saat saya belanja atau menyapa tetangga atau orang-orang di sekitar saya saat saya beraktifitas di luar rumah. Dan orang-orang itu pun berpotensi menularinya ke yang lain.
Kalau tubuh saya baik-baik saja, kenapa saya harus tes antigen? Begini ceritanya.
Ibu saya dibawa ke IGD RS Jantung Diagram Siloam Cinere, Depok, Jumat (9/7/2021) malam. Itu setelah berkeliling ke 5 rumah sakit yang ternyata ruang IGD-nya penuh. Ibu saya hanya diperiksa kadar saturasinya yang ternyata rendah: 33.
Akhirnya, oleh suami saya, yang kebetulan bekerja di Head Office Siloam Hospitals Group, dilarikan ke RS Jantung Diagram Siloam Cinere, Depok, setelah dipastikan ada bed kosong. Meski sama-sama wilayah Depok, jaraknya cukup jauh dari posisi wilayah saya.
Setelah mendapatkan penanganan IGD, ternyata paru-paru ibu saya sudah putih semua. Itu berdasarkan hasil CT Scan Thorax.
Dokter menjelaskan kemungkinan besar karena pnemunomia atau Covid-19. Jadi untuk memastikan, ibu saya harus test PCR meski hasil swab antigen ibu saya negatif.