"Kalau melihat kotoran kuda berceceran di jalan, berarti itu bukan andong wisata tetapi andong pasar," jelasnya.
Dengan penjelasan ini, mungkin maksudnya agar tidak terjadi kesalahpahaman saja. Jangan sampai wisatawan mengarahkan telunjuknya lalu menuding kotoran kuda yang berceceran di jalan berasal dari andong wisata.
Karena selama ini dalam paguyuban andong pariwisata sudah diberikan pelatihan bagaimana menjaga dan merawat andong berikut kudanya agar bisa menjadi icon wisata di Borobudur ini.
Pak kusir sih berharap dengan adanya andong pariwisata ini terjadi peningkatan kesejahteraan warga sekitar sekaligus bisa mempertahankan kendaraan tradisional ini agar terus bisa dilestarikan.
Terlebih Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, menyebut potensi kunjungan wisatawan ke Magelang dan daerah sekitarnya mencapai antara 8 hingga 12 juta orang.
Namun, selama pandemi ini, pak kusir mengaku pendapatannya menurun. Sebelumnya pendapatan bersih yang bisa dibawa pulang rata-rata Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per hari. Kini, untuk memperoleh nominal uang yang sama, tidak mudah.
"Biasanya bisa melayani 3-4 kali trip wisata dalam sehari, kalau sekarang-sekarang 1-2 kali trip, bahkan sering juga tidak ada. Padahal biaya merawat kuda cukup banyak juga," ceritanya.
Meski demikian, pak kusir tetap memperlakukan Luna dengan baik. Selain dirawat seperti layaknya anak sendiri, Luna juga diberikan vitamin dan makanan yang bergizi.
Kami terus mengeliling desa dengan andongnya, melewati tanah tegalan yang ditanami tumpang sari, mengunjungi beberapa homestay yang direkomendasikan. Â Lalu andong berhenti di Limanjawi Art House yang berada di Dusun 1, Desa Wanurejo.
Di sini, andong-andong menunggu kami yang tengah menikmati keindahan lukisan-lukisan dari berbagai pelukis Indonesia dan luar negeri. Bagaimana dan apa itu Limanjawi Art House, akan saya tulis tersendiri.
Setelah puas berada di sini, kami pun melanjutkan perjalanan hingga ke tujuan terakhir di Coffe Luwak Pawon dan Candi Pawon. Kebetulan lokasinya saling berdekatan. Tinggal jalan kaki saja. Bagaimana kisah saya di sini, ya tunggu saja episode berikutnya. Ok? Ok? Ok?