Subuh itu langit wilayah Borubudur, Magelang, Jawa Tengah, masih gelap. Pendopo Balkondes Ngargogondo riuh oleh suara jangkrik. Rumput di luar terlihat basah karena semalam hujan turun cukup deras.
Mobil yang menjemput saya dan kawan-kawan Kompasianer pemenang tulisan Sound of Borobudur, sudah siap. Ada tiga mobil yang menjemput. Masing-masing mobil diisi oleh tiga penumpang.
Ada agenda apa sepagi ini? Ternyata, di hari ketiga, kami diajak untuk berburu sunrise atau matahari terbit di Enam Langit, yang berada di perbukitan Menoreh. Kami juga diajak sarapan pagi dengan hamparan pemandangan langit yang indah.
Saya dan kawan-kawan jelas antusias dong. Lokasi Enam Langit mudah ditempuh meski jalanan menuju tempat ini akan menanjak dan sempit. Tetapi mobil sudah bisa melewati namun harus bergantian.
Tempat hits untuk bersantai ini terletak di Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa tengah. Hanya perlu waktu sekitar 20 menit untuk sampai di sini dari tempat kami menginap di Balkondes Ngargogondo.
Sampailah kami di Restoran Enam Langit by Plataran Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Jarak dari Candi Borobudur ke sini sekitar 8 km. Restoran ini dibuka sejak 1 November 2019.
Kami disambut Mbak Trie Utami, penggagas Sound of Borubudur Movement, yang ternyata sudah lebih dulu sampai. Kami juga disambut dengan pemandangan langit yang indah.
Ada panorama enam gunung yang membuat kami terkagum-kagum. Ada gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo, Andong, Sumbing, dan Prau. Pantas viral.
Bayangkan, enam gunung sekaligus yang berjejer. Seingat saya, selama saya melakukan perjalanan ke daerah-daerah, baru kali ini mata saya disuguhi dengan pemandangan enam gunung.

Di pinggir tebing ada meja ala bar yang berbentuk setengah lingkaran dan langsung menghadap view gunung, dilengkapi kursi yang juga ala bar. Dari sini, sambil duduk kita bisa melihat ke segala penjuru langit.
Keren banget, kan? Ini menjadi tempat tongkrongan yang asyik banget pokoknya.
Ketika kami sampai di tebing Enam Langit, matahari masih bersembunyi di balik awan. Kabut menyelimuti area bawah perbukitan Menoreh dan sekitar pegunungan.
Katanya, dari sini kami bisa melihat Candi Borobudur dari sisi yang lain. Nanti, ketika matahari terbit, kabut pun perlahan menghilang.
Jadi, Candi Borobudur akan terlihat, juga sungai progo dan hamparan 20 desa beserta perkampungan yang berada di wilayah Kecamatan Borobudur.
Rona merah dan oranye langit di balik gunung perlahan-lahan memancar. Semburat sinar mentari pun berhamburan. Pemandangan langit pun semakin terlihat indah. Mata tidak bosan-bosan melihat panorama ini.
Pemandangan yang begitu indah ini pun tak luput untuk diabadikan dengan berbagai gaya. Beberapa teman membuat Vlog dan Instagram live.

Daya tarik lainnya di Enam Langit by Plataran ini adalah satu bangunan rumah tradisional joglo. Rumah kayu ini memiliki bangun utama satu lantai yang besar dan luas.
Bangunan ini dijadikan sebagai tempat makan. Meski agak menjauh dari tebing, kami tetap bisa menikmati keindahan alam di sini. Tempat makan yang satu ini memang punya kelas.
Spot di atas batu dengan adanya property dan sebuah meja panjang menghadap ke arah tebing menjadi spot foto instagramable juga. Dari meja ini, kita bisa menikmati makan sambil melihat sunrise maupun sunset.
Setelah puas menikmati sunrise, kami pun sarapan. Menunya macam-macam. Ada soto ayam, bubur ayam, nasi goreng, bakmi goreng, sosis goreng, aneka dessert, aneka buah, aneka minuman, beragam roti, egg corner, dan lain-lain.
Karena pandemi Covid-19, kami tidak boleh mengambil makanan sendiri. Pegawailah yang akan mengambilkan makanan yang kami inginkan. Para pegawai dalam melayani kami selain memakai masker, juga memakai sarung tangan plastik.
Katanya, ini adalah sarapan termahal. Harganya bisa mencapai Rp200.000 per orang. Mungkin karena disuguhi view dan venue yang indah dan cantik. Jadi, worth it-lah.

Tidak hanya menikmati makanan berbintang, di Enam Langit by Plataran ini kita juga bisa menikmati berbagai fasilitas.
Terdiri atas Picnic breakfast, Lunch, Romantic dinner, Sunrise to sunset tour, Meditasi, Yoga, kolam renang, Outbound area, spot foto instagenik, dan hotel yang disediakan oleh Enam Langit by Plataran.
Katanya, untuk bisa menikmati pemandangan di sini kita harus reservasi 2 hari sebelumnya mengingat setiap hari ramai dikunjungi. Terutama saat berburu sunrise dan menanti sunset.
Masa pandemi tidak membuat restoran ini sepi pengunjung. Justru banyak pengunjung yang mencari tempat seperti ini yang dekat dengan alam.
Tidak heran kalau Enam Langit by Plataran ini disebut sebagai salah satu tempat paling Instagramable di Borobudur dan sekitarnya. Benaran serasa berada di negeri atas awan. Percaya tidak, restoran ini berada di atas jurang!
Ini menjadi perpaduan wisata kuliner dengan wisata alam perbukitan yang menakjubkan. Menikmati makanan dengan pemandangan alam yang mempesona ini, benar-benar menjadi daya tarik tersendiri.
Meski Enam Langit adalah restoran, tapi menjadi destinasi wisata mengingat panorama yang dimiliki, seperti objek wisata yang wajib disambangi karena memiliki keindahan yang luar biasa.

Dikatakan, peradaban yang dibangun di jaman Borubudur memiliki simpul-simpul dalam kehidupan sehari-hari. Tidak saja musik dan alat musik, tetapi hal-hal lainnya, seperti bagaimana bersosialisasi, menghargai sesama, toleransi, dan banyak lagi.
"Kita memulai trip ini from top to bottom. Top pemandangannya, top sarapannya, top juga harganya. Lalu kita ke bottom, melihat bagaimana kehidupan masyarakat bergeliat dalam sektor ekonomi," kata penyanyi bertubuh imut ini.
Jadi, Sound of Borobudur bukan sekedar membunyikan ulang alat-alat musik yang ada di relief Candi Borobudur menjadi alat musik tiga dimensi, melainkan lebih dari itu.
Kabupaten Magelang memang selalu menghadirkan tempat tempat wisata yang unik dan berbeda dari yang lain. Salah satunya, ya ini, Enam Langit by Plataran Borobudur.
Suatu ketika saya akan mengajak anak-anak ke sini untuk merasakan sensasi yang sama seperti yang saya rasakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI