Keren banget, kan? Ini menjadi tempat tongkrongan yang asyik banget pokoknya.
Ketika kami sampai di tebing Enam Langit, matahari masih bersembunyi di balik awan. Kabut menyelimuti area bawah perbukitan Menoreh dan sekitar pegunungan.
Katanya, dari sini kami bisa melihat Candi Borobudur dari sisi yang lain. Nanti, ketika matahari terbit, kabut pun perlahan menghilang.
Jadi, Candi Borobudur akan terlihat, juga sungai progo dan hamparan 20 desa beserta perkampungan yang berada di wilayah Kecamatan Borobudur.
Rona merah dan oranye langit di balik gunung perlahan-lahan memancar. Semburat sinar mentari pun berhamburan. Pemandangan langit pun semakin terlihat indah. Mata tidak bosan-bosan melihat panorama ini.
Pemandangan yang begitu indah ini pun tak luput untuk diabadikan dengan berbagai gaya. Beberapa teman membuat Vlog dan Instagram live.
Saya juga melihat ada satu spot yang sudah disewa oleh pasangan muda mudi untuk menikmati momen sarapan bersama. Melihat romansa itu, apakah pasangan itu sedang bulan madu? Entahlah.
Daya tarik lainnya di Enam Langit by Plataran ini adalah satu bangunan rumah tradisional joglo. Rumah kayu ini memiliki bangun utama satu lantai yang besar dan luas.
Bangunan ini dijadikan sebagai tempat makan. Meski agak menjauh dari tebing, kami tetap bisa menikmati keindahan alam di sini. Tempat makan yang satu ini memang punya kelas.
Spot di atas batu dengan adanya property dan sebuah meja panjang menghadap ke arah tebing menjadi spot foto instagramable juga. Dari meja ini, kita bisa menikmati makan sambil melihat sunrise maupun sunset.
Setelah puas menikmati sunrise, kami pun sarapan. Menunya macam-macam. Ada soto ayam, bubur ayam, nasi goreng, bakmi goreng, sosis goreng, aneka dessert, aneka buah, aneka minuman, beragam roti, egg corner, dan lain-lain.Â