Saya minta coba klik Permata 4, lalu tampaklah sederet rumah.
"Ini Permata 4, bu. Apa ibu kenali jalan ini?", tanyanya sambil memindah-mindahkan mouse.Â
Kalau dilihat dari penampakan jalannya sih bukan. Jalan di area rumah saya mulus, sementara ini tidak mulus. Saya juga tidak mengenali setiap sudut jalan.Â
"Bukan ini, Bu," kata saya.
Diklik jalan Permata Raya juga tidak sesuai dengan area rumah saya. Saya lalu menyebut jalan Berlian 4 tempat tinggal saya. Setelah disorot-sorot saya bilang saya mengenali jalan ini.
"Nah, di depan mobil itu rumah saya," sebut saya. Petugas pun menggerakkan kursornya.
"Nah, itu anak saya lagi naik sepeda. Ya ampun itu saat anak-anak masih kecil-kecil," kata saya tertawa.Â
Di peta, terlihat anak pertama saya duduk di pinggir depan rumah. Usianya masih SD kelas 1 sepertinya. Menemani adiknya main sepeda yang tak lain anak kedua saya yang masih usia TK. Ya ampun, bisa begitu ya?
Petugas mencoba mencari yang terbaru. Eh, ada anak saya juga di situ main sepeda dengan posisi yang berbeda. Jadi, ingin tertawa melihatnya. Hebat juga ini Google Maps bisa menampilkan sedetil itu. Rumah, bentuk pagar, pohon-pohon, jalanan, persis!
Setelah dipastikan titik koordinatnya, petugas pun menyimpannya dan memasukkan nama anak saya. Selesai deh. Lalu, oleh wali kelas, saya pun diberikan user name dan password untuk link ke pendaftaran PPDB. Tapi nanti, pendaftaran belum dibuka.Â
Penentuan poin PPDB tahun ini tidak lagi memperhatikan kesamaan RT/RW, kelurahan, atau kecamatan, tapi melihat jarak yang lebih ril.Â