Ini Ramadhan tahun kedua dalam kondisi pandemi Covid-19. Dan, itu berarti ini menjadi tahun kedua bagi para pedagang makanan dan minuman harus gigit jari. Mengalami sepi pembeli dan menurunnya pendapatan.
Para pedagang kaki lima atau PKL ini merasakan kerugian akibat menurunnya pembeli. Gerakan #DiRumahAja membuat perekonomian merosot tajam.
Maman Suparman, pedagang ketoprak dan gado-gado yang saya temui di Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dalam acara "Berkah Ramadan Bersama LPDB-KUMKM" di Jakarta, Selasa (4/5/2021) malam, pun mengakuinya.
Di bulan Ramadhan ini, di saat orang-orang tidak ada yang makan dari pagi hingga maghrib, dia pun menyiasatinya dengan mengganti jualannya. Bukan lagi berjualan ketoprak dan gado-gado, tetapi kue surabi. Dan, itu pun tetap sepi pembeli.
"Pemasukan benar-benar berkurang, sementara saya harus mengirim uang buat istri dan anak saya yang kecil di kampung. Belum lagi orang tua. Pusing. Tapi ya harus disyukuri aja," kata Maman yang berjualan ketoprak dari dirinya masih membujang hingga punya anak bujang.
Lelaki asal Cianjur ini pun bersyukur bisa diajak LPDB KUMKM untuk menyajikan sajian berbuka puasa bagi para pegawai LPDB KUMKM. Setidaknya, ia mengantongi uang untuk diputar lagi sebagai modal usaha dan sebagian disisihkan untuk keluarganya.
Dalam kegiatan "Berkah Ramadan Bersama LPDB-KUMKM" itu, Maman diminta untuk menyiapkan 100 porsi ketoprak/gado-gado. Satu porsinya dihargai Rp15.000. Yang berarti, ia bisa mengantongi uang Rp1,5 juta. Hal yang sangat jarang didapatkannya selama pandemi.
"Alhamdulillah, habis. Laris manis," katanya tersenyum lebar yang saat itu ia dibantu oleh anaknya yang bujang.
Maman tidak sendiri dalam kegiatan itu. Ada sekitar 10 pedagang kaki lima yang diboyong LPDB KUMKM untuk sajian berbuka puasa. Di antaranya ada es cendol, aneka gorengan, sate padang, sate ayam, bakso, nasi sapi, somay, dan soto mie.Â
Semua dagangan para PKL ini sudah diborong oleh LPDB. Jadi, para pegawai tinggal memesan dan menikmatinya, bahkan kalau masih memungkinkan bisa dibungkus untuk dibawa pulang.
Buka puasa bersama ini tetap dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. Selain memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, juga harus dites swab antigen dengan hasil negatif.Â