Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Paidi, Mantan Pemulung yang Kini Sukses Menjadi Petani Porang

1 April 2021   15:40 Diperbarui: 1 April 2021   15:45 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemaparan Paidi (Dokumen pribadi)
Pemaparan Paidi (Dokumen pribadi)

Menurut Paidi, berdasarkan hasil penelusuran terkait porang, diketahui 80 persen untuk makanan dan 20 persen untuk kosmetik. Ia lalu menyimpulkan porang memiliki nilai ekspor. Ia jadi bersemangat mencari porang yang masih langka dan tumbuh liar di hutan di kampung.

Paidi menjelaskan, dengan lahan 1 hektare, jika ditanami porang semuanya, dalam kurun dua musim atau sekitar dua tahun, petani bisa meraup omzet Rp 800 juta. Dari omzet tersebut, petani bisa mengantongi keuntungan Rp 700 juta setelah dikurangi biaya pengadaan bibit, pupuk, hingga pengolahan lahan sekitar Rp 100 juta.

Jika dulu masa panen porang menunggu sampai bertahun-tahun, kini hanya dalam waktu 6 hingga 8 bulan. Jelas, sangat menguntungkan petani.

Kini, Paidi sudah menjadi pengepul porang yang memiliki 66 karyawan. Paidi juga memiliki lahan porang sendiri seluas 10 hektare di kampungnya. Ia tidak pelit ilmu.

Ia kerap membagikannya secara gratis kepada masyarakat kampung. Mulai pelatihan  hingga pembagian bibit. Baik secara langsung maupun melalui blog pribadinya dan Youtube. Tujuan Paidi membagikan di media sosial ini, agar petani di manapun mereka berada dapat mengembangkan porang.

Saat ini mayoritas masyarakat di desa Kepel adalah petani porang. Sebelumnya, mereka adalah petani cengkeh dan durian, yang hasil panennya tidak sebanyak jika dibandingkan dengan tanaman porang.

Terinspirasi dari kesuksesan Paidi bercocok tanam porang yang mereka lihat sendiri hasilnya, akhirnya mereka tertarik untuk mengikuti jejak Paidi. Mereka belajar, mendapatkan benih dan bercocok tanam sesuai ilmu yang dibagikan Paidi secara suka rela.

Pemaparan Paidi (Dokumen pribadi)
Pemaparan Paidi (Dokumen pribadi)

"Percuma juga kita berbusa-busa bercerita kalau porang menjanjikan jika petani tidak melihat contoh yang ada di lapangan. Karena saya berhasil dan membuktikannya, mereka pun akhirnya percaya," katanya.

Porang, jenis umbi-umbian yang bentuknya tidak beraturan dan membuat gatal yang menyentuhnya ini sering dijumpainya di hutan. Porang tidak bisa dimakan begitu saja. Harus diolah terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun