Dia tidak saja telah melukai semua pegawai Kementerian Keuangan di seluruh Indonesia yang jujur, yang berpegang pada prinsip integritas dan profesionalitas, tetapi juga melukai hati seluruh rakyat Indonesia, termasuk bangsa ini.
Bukan hanya seorang Menteri Keuangan yang bernama Sri Mulyani saja yang kecewa, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia, termasuk di dalamnya Presiden Joko Widodo.Â
Lantas, apa yang salah? Kalau dilihat dari gaji, menurut saya cukup besar. Kakak saya yang bekerja di Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan saja gajinya lumayan menyejahterakan dibandingkan penghasilan saya atau suami saya.Â
Jadi, kalau menuding gaji sebagai penyebabnya sepertinya salah ya. Lha, buktinya yang melakukan kasus kejahatan hanya segelintir orang, sementara yang lain tidak tergelincir. Namun seperti peribahasa "karena nila setitik rusak susu sebelanga".
Munculnya kasus ini jelas menjadi suatu ironi, bahkan miris, terlebih dilakukan oleh orang yang paham hukum dan paham pajak. Â Karena seharusnya antara otoritas pajak dan wajib pajak sama-sama memiliki kesadaran.Â
Karena itu, mencuatnya kasus ini menjadi berita buruk, sekaligus rapor merah bagi pemerintah. Menjadi pekerjaan besar juga buat pemerintah. Terutama di masa transisi ini akibat pelemahan ekonomi sebagai dampak pandemi masih dirasakan oleh semua sektor.Â
Semoga Allah melindungi negeri ini dari tangan-tangan penyamun sehingga mampu membawa rakyatnya menuju kesejahteraan yang berkeadilan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H