"Kecuali jika ia memiliki penyakit penyerta lain seperti diabetes dan hipertensi. Jadi, lebih baik lagi dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter," katanya Ketua Umum Terpilih PB IDI ini.
Sementara itu, penderita kanker yang tidak boleh divaksin jika mereka masih menjalani kegiatan kemoterapi dan radioterapi. Pasien yang menjalani kemotetapi dikhawatirkan dapat mengganggu terbentuknya sel antibodi yang sempurna.
Kanker apa pun yang masih dalam pengobatan kemo akan menekan imun sistem. Jadi, tidak akan terbentuk antibodi dengan baik ya. Tapi kalau kanker sudah tidak dalam kemoterapi itu bisa diberikan. Namun, tetap harus berdasarkan rekomendasi dokter.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri mengizinkan penderita kanker menerima vaksin covid-19. Namun, tak semua penderita kanker bisa mendapatkan vaksin.
"Pasien harus melalui serangkaian pemeriksaan kesehatan dan melihat riwayat kontrol medis, sebelum diputuskan untuk dapat menerima vaksin covid-19 atau tidak," dikutip dari situs covid-19.go.id, Jakarta, Senin, 8 Februari 2021.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, sebanyak 1,8 persen kasus covid-19 terkonfirmasi mengidap kanker. Sebanyak 0,5 persen pasien covid-19 meninggal dengan penyakit penyerta (komorbid) kanker.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Hematologi Onkologi Medik RS Kanker Dharmais, dr. Ronald A. Hukom, MHSc, SpPD KHOM, FINASIM, mengungkapkan, Â data dari Globocan 2018 menyatakan, ada 348.809 orang penderita kanker baru dalam satu tahun di seluruh Indonesia.
Dengan rincian kanker payudara sekitar 58.000 kasus, kanker leher rahim 32.000, kanker usus besar 30.000, dengan total 207.000 kematian akibat kanker.
Itu sebabnya, banyak kelompok ahli  sekarang merekomendasikan bahwa sebagian besar orang dengan kanker atau riwayat kanker perlu mendapatkan vaksin Covid-19 begitu tersedia bagi mereka.
"Perhatian utama tentang vaksin untuk kelompok ini bukanlah apakah itu aman bagi penderita kanker, tetapi tentang seberapa efektif vaksin itu. Terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Vaksin sudah dipastikan aman, tapi apakah efektif," katanya.
Ronald menyampaikan hal itu saat berbicara dalam webinar "Vaksinasi Covid-19 pada Pasien/Penyintas Kanker: Haruskah atau Jangan?", Selasa (16/2/2021), yang saya ikuti.