April tahun ini usia pernikahan saya baru menapaki angka 17. Ya baru 17 tahun! Tidak ada apa-apanya. Masih seujung kuku jika dibandingkan dengan usia pernikahan Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Effendi, yang sudah mencapai angka 56 tahun. Beda 39 tahun!Â
Tapi justeru karena perbedaan itulah saya jadi bisa belajar banyak dari pengalaman hidup pasangan yang selalu romantis meski usia tak lagi muda. Bagaimana suami harus bersikap pada isteri, begitu pula sebaliknya bagaimana isteri bersikap pada suami.
Ada kesederhanaan hidup yang mengalir dalam setiap jejak kenangan yang ditinggalkannya. Ada kerendahan hati yang selalu disematkan dalam bingkai kehidupannya, yang ketika orang lain menatap bingkai tersebut ada kesejukan yang menyusup ke dalam jiwa. Lalu orang tersebut pun tersenyum.
Karena itu, ada banyak pelajaran hidup yang bisa saya petik. Tentang kesetiaan, tentang kebersamaan, tentang pengorbanan, tentang cinta kasih, tentang kepedulian, tentang bagaimana saling melengkapi dan saling menjaga, tentang kepercayaan, dan lain-lain dan lain-lain.
Oh iya, juga tentang bagaimana tetap aktif di usia senja. Setiap manusia di dunia ini saya pastikan ketika tua nanti inginnya tua yang tetap aktif dan sehat, tua yang tidak menjadi beban orang lain, tua yang tetap mandiri dan bisa melakukan aktifitasnya sendiri, tua dengan kualitas hidup yang justeru semakin baik.
Ya seperti itulah gambaran pasangan Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina. Yang selalu saling mengenggam tangan kala beraktifitas bersama. Masih saling memanggil mesra dengan sebutan yang mungkin jarang dilakukan pasangan lansia lainnya ketika mengingatkan belahan jiwa untuk tidak lupa menuntaskan aktifitas yang tertunda.
Bisa jadi tetap aktif di usia yang tak muda lagi karena Pak Tjipta dan Ibu Rose karena selalu bersyukur atas apa pun yang terjadi dalam kehidupannya. Tidak menyalahkan diri sendiri ataupun orang lain ketika berbagai ujian hidup menghinggapi.
Opa Tjip dan Ibu Rose juga sering mengajarkan pentingnya arti berbagi dengan sesama. Tidak pandang usia, jenis kelamin, agama, suku, ras, pandangan politik, strata sosial. Semua diperlakukan sama. Tidak ada pengkotak-kotakan.
Semua dilakukan dengan ketulusan hati. Tidak ada keluh kesah, dihadapi dengan senyuman. Dan sebagai "bonus" hidup keduanya pun semakin bahagia dan berkualitas di saat di usia seperti sekarang ini.
Nah, kalau saya dan suami memasuki usia tua apakah bisa tetap sehat dan aktif. Sehat secara fisik, emosi, dan mental adalah kunci untuk menua dengan sejahtera. Karena bagi saya pribadi, menjadi tua bukan berarti menjadi tidak aktif.
Justeru di saat usia tak lagi muda, para lansia disarankan untuk tetap melakukan aktivitas fisik seperti olahraga ringan selama 10 menit saja sudah cukup mampu membuat otot tubuh menjadi lebih terlatih sehingga tetap bisa melakukan kegiatan sehari-hari tanpa tergantung pada orang lain.