Saat saya tengah mengetik di kamar, ada telepon masuk ke hp saya dari nomor yang tidak dikenal.
"Ini dengan ibu Tety Polmasari?" tanya suara pria memastikan."Ya, saya sendiri," jawab saya.Â
"Ini bu ada kiriman paket. Saya sudah di depan rumah, tapi sepertinya nggak ada orang," katanya.Â
Pantas, suara adzan yang terdengar dari orang yang menelepon saya itu persis seperti adzan yang dikumandangkan dari masjid kompleks rumah saya.
Saya pun minta tolong mbak untuk mengambil paket itu. Paket itu dari siapa ya? Saya buka isinya roti dan dua cup puding. Ini adalah camilan kesukaan anak-anak saya. Alhamdulillah...
"Terima kasih untuk sharingnya," begitu tulisan yang saya baca dari kartu yang bertuliskan from "Ruth" to "Teti". Oh... rupanya dari relasi saya.Â
Ternyata ia mengirimkan kue itu sebagai ucapan terima kasih karena saya sudah berbagi kisah mengenai penyakit kanker payudara saya di acara bincang-bincang Asah Kebaikan di IG Live beberapa waktu lalu, yang kebetulan saya menjadi narasumbernya.
Baca juga: Berbagi Kisah Tebarkan Kebaikan
Saat ia menyaksikan acara bincang-bincang tersebut, kebetulan ibunya yang juga kena kanker payudara stadium 3 seperti saya, ikut menyimak. Dari acara bincang-bincang itu, kata relasi saya itu, ibunya merasa lebih plong karena mendapat semacam motivasi dari saya.
"Ibu saya yang meminta saya untuk mengirimkan makanan ini buat mbak Tety, cuma baru sempat sekarang ini," katanya ketika saya mengucapkan terima kasih melalui pesan WhatsApp.
Wah, jelas saya tidak menyangka jika kisah saya itu mendapat feedback positif. Yang awalnya tidak "percaya diri" untuk bercerita, ternyata ada virus kebaikan yang secara tidak langsung saya tebarkan dan saya tularkan.