Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hikmah Kehidupan dari Para Pedagang di Tengah Aksi Unjuk Rasa

5 November 2020   11:39 Diperbarui: 6 November 2020   08:34 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret pedagang asongan menunggu pembeli di pinggir jalan|Dokumentasi pribadi

Di mana ada gula, di situ ada semut. Di mana ada aksi unjuk rasa, di situ ada pedagang. Begitu barangkali peribahasa yang pas untuk menggambarkan relasi antara pedagang dan demonstran.

Peribahasa itu sendiri berarti "di mana banyak kesenangan di situlah banyak orang datang".

Mungkin bagi pedagang kaki lima peribahasa itu lebih tepat diartikan "di mana banyak demonstrasi, di situlah banyak rejeki yang bertebaran". Dalam pandangan pedagang kaki lima sebagai "semut" demonstran adalah gula yang harus dikerubuti.

Maka ketika ada demonstrasi, disambut dengan suka citalah oleh para pedagang. Semakin besar aksi demonstrasi semakin banyak pula pedagang yang berjualan. 

Mulai dari penjual minuman seperti kopi, air mineral sampai dengan makanan ringan. Seperti yang sering saya perhatikan ketika berada di tengah-tengah aksi unjuk rasa.

Para pedagang minuman ini tetap bertahan menawarkan dagangannya di tengah ramainya massa aksi. Tak ada kekhawatiran jika suatu waktu aksi berubah ricuh. Kalaupun akhirnya ada kericuhan, para pedagang sudah bisa langsung mengambil "jurus lari 1000 langkah" yang sudah dipelajarinya dari aksi-aksi demonstrasi sebelumnya.

Seperti Slamet yang saya temui saat aksi "Bela Nabi Muhammad" di depan Sarinah Thamrin, Rabu (4/11/2020) siang. Aksi unjuk rasa ini diikuti oleh berbagai ormas Islam sebagai bentuk protes Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai sudah melecehkan dan menghina Nabi Muhammad SAW karena berpendapat pembuatan karikatur Nabi Muhammad adalah bentuk kebebasan berekspresi.

"Bapak memang jualan di sekitar sini atau memang karena ada aksi unjuk rasa?" tanya saya pada lelaki berkulit legam yang menepikan gerobak dagangan. Jarak lelaki ini dengan aksi unjuk rasa dalam hitungan saya tidak sampai 10 meter.

"Emang sengaja jualan di sini karena ada demo," katanya sambil tangannya sibuk merapikan gerobak dagangannya yang sebagian besar berupa aneka minuman. Termasuk minuman yang diserukan untuk diboikot seperti Aqua dan Mizone.

Ia sengaja datang ke lokasi ramainya massa aksi karena diyakini membawa berkah baginya. Setidaknya, jika dihitung ada ribuan massa aksi unjuk rasa, berapa botol minuman yang laku terjual. Berapa banyak massa yang harus dipenuhi rasa hausnya.

"Ya, Alhamdulillah biasanya dagangannya habis terjual, banyak yang beli dari para pendemo," katanya sambil sesekali matanya mengawasi keramaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun