Atau nun sukun bertemu huruf bertasydid maka huruf pertama melebur ke huruf kedua tanpa dengung. Misalnya huruf nun sukun bertemu huruf "ro" atau "lam" tasydid maka nun sukunnya hilang.
Contohnya sebelum huruf nun sukun ada huruf mim, setelah nun sukun bertemu "ro" tasydid maka dibacanya "mirr" bukan "minrro".
Atau sebelum huruf nun sukun ada huruf mim, lalu nun sukun bertemu huruf lam tasydid, maka dibacanya "milla" bukan "minlla".
Contoh idgham tidak sempurna seperti yang tertera dalam keterangan foto.
Hal lain yang dipelajari yaitu membaca huruf bertasydid. Yaitu huruf yang diberi tanda baca yang berbentuk seperti kepala dari huruf hijaiyah "sin" atau dalam bahasa Indonesia mirip dengan huruf w.
Huruf tasydid berarti dua huruf yang sama, yang satu bersukun, yang satu lagi berharakat. Misalnya bacaan "bajja" berarti huruf ba bertemu dengan huruf jim bertasydid. Huruf jim berarti ada dua, satu bersukun, satu lagi berharakat fathah.
Tanda baca ini sebenarnya huruf tersebut adalah dua huruf yang sama dan ditulis dengan satu huruf saja. Huruf yang pertama mati dan huruf yang kedua hidup.
Tasydid melambangkan penekanan pada suatu konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan ganda.
Misalnya kata berbunyi "syadda" yang terdiri dari huruf syin yang berharakat fathah sehingga menghasilkan bunyi "sya", diikuti dengan huruf dal yang berharakat tasydid fathah yang menghasilhan bunyi "dda" sehingga dibaca "syadda".
Dalam pembelajaran ini, guru tahsin juga menjelaskan cara membaca huruf berbunyi "hams" atau berhembusnya nafas ketika mengucapkan huruf karena lemahnya tekanan terhadap makhraj huruf tersebut.