Â
Teknologi (Mapiptek) mengunjungi Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Selasa (20/10/2020) kemarin, saya dan beberapa kawan yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan danLokasinya berada di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Puspiptek sendiri adalah kawasan riset terbesar di Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi.
Kami diterima oleh Bapak Arif Iman Nugroho, Kasubag Persuratan, Kepegawaian dan Dokumentasi Ilmiah.
Karena berada di ruang radiasi maka sejumlah protokol harus dijalankan. Selain memeriksa cek suhu tubuh dan memakai masker, tentunya. Bekerja dengan materi radioaktif memang harus berhati-hati dan menuntut keselamatan tinggi.
Sebelum memasuki ruang radiasi, saya dan kawan-kawan harus memakai alas kaki khusus yang menutupi sepatu yang kami kenakan.
Lalu masuklah kami. Sebelum mengitari ruang radiasi, saya harus mengisi daftar tamu, yang berisi nama, instansi, keperluan, bertemu dengan, jam masuk, kemudian tanda tangan.
Setelah itu, kami pun diberikan jaket khusus, yang biasa dipakai peneliti, hanya saja ini lebih tebal dan lebih halus permukaan kainnya. Saya pun memakainya. Saya serasa seorang peneliti. Keren deh.
Kemudian, kami dibawa ke ruang hot cell. Ini adalah ruang penahan radiasi nuklir. Ruangan khusus untuk proses radioisotop untuk menghasilkan produk radiofarmaka atau obat yang mengandung radioisotop yang dihasilkan dari radiasi nuklir.
Meski nuklir lebih sering digunakan untuk tujuan damai dan kemashalatan manusia di muka bumi, bukan berarti kita tidak berhati-hati. Karena radiasi yang dihasilkan dari iptek nuklir ini bisa memengaruhi kesehatan tubuh manusia.
Ingat tidak kasus limbah radioaktif yang ditemukan di perumahan warga di Serpong, Tangerang Selatan beberapa bulan lalu? Meski limbah tapi tetap mengandung radiasi dengan kadar tertentu, sehingga perlu penanganan yang hati-hati.