Ibu saya yang saat ini berusia 75 tahun menyarankan cucu-cucunya, yang berarti termasuk di dalamnya anak-anak saya, untuk menjadi Youtuber. Dalam pandangannya, dari Youtuber bisa menghasilkan uang banyak.
"Tuh lihat contohnya Atta Halilintar nggak sekolah tinggi aja uangnya banyak. Padahal cuma ngomong-ngomong gitu aja," kata ibu saya dalam bahasa Sunda saat berkumpul di rumah abang kedua saya, beberapa hari lalu.
Dalam pandangan ibu saya, daripada sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya menganggur ya lebih baik jadi Youtuber. Tidak perlu harus sarjana. Terlebih sekarang anak-anak sudah banyak yang sukses menjadi Youtuber dan menghasilkan uang sendiri.
Saya sendiri tidak terlalu mempermasalahkan kelak jadi apa anak-anak saya selama itu sesuai dengan passionnya. Semuanya tergantung bagaimana anak-anak. Saya sebagai orangtua hanya bisa mengarahkan, memfasilitasi, dan mendorong apapun cita-citanya.
Ketika saya tanya anak-anak saya -- Putik Cinta Khairunnisa (Putik), Annajmutsaqib (Najmu), Fattaliyati Dhikra (Aliya), apakah ingin jadi Youtuber, tidak ada yang mau. "Nggak mauuu," jawab mereka kompak.
Anak pertama saya memang sempat punya channel Youtube dengan konten permainan game yang dinarasikan. Ada beberapa konten yang sudah diupload. Ia mencoba mengikuti jejak MiawAug, gaming Youtuber asal Indonesia yang bernama asli Reggie Prabowo Wongkar.
Ia juga sempat "syuting" cerita film pendek bersama teman-teman rumah, yang kemudian diupload di Youtube. Saya lihat sudah ada belasan episode yang dikemas seperti layaknya bermain.
Tapi itu dulu. Ketika anak pertama saya masih SD. Nah, saat SMP keinginannya menjadi Youtuber berubah. Mungkin karena beranjak remaja (entah ada korelasinya atau tidak) ia malu untuk bercuap-cuap. Saat ini ia berkeinginan menjadi ahli IT. Entah ketika SMA, apakah berubah?
Anak kedua saya juga begitu yang enggan menjadi Youtuber. "Kenapa nggak mau? Kan tinggal cuap-cuap. Soal konten nanti kita bisa diskusikan," kata saya.
"Kenapa bukan bunda aja yang jadi Youtuber?" ia bertanya balik, yang saya jawab "Bunda mah udah tua." Saya sebenarnya punya channel Youtube juga, tapi ya cuma nama saja. Berlalu begitu saja.
Sampai detik ini anak kedua saya bersikukuh ingin menjadi dokter. Eh sebelumnya anak saya ini ingin menjadi model. Saya fasilitasi dengan mengikuti lomba fashion show sebagaimana keinginan anak saya. Tapi ya tidak bertahan. Lalu berubah haluan.