Sayang, karena ini tugas pekerjaan, jadi ke sini tanpa anak-anak. Kalau anak-anak saya ada, pasti anak-anak saya senang diajak ke kebun strowberry. Terlebih anak-anak saya suka dengan buah berwarna merah ini. Selain itu, bisa menjadi sarana edukasi untuk anak-anak sehingga bisa menjadi lebih tahu mengenai buah ini.
Setelah puas memetik, hasilnya kemudian ditimbang untuk menentukan berapa harga yang harus saya bayar. Baru deh kita boleh mencicipi lezatnya buah stroberi yang dipetik langsung dari kebunnya. Segarnya...sesegar kesejukan alam di Ciwidey. Sisanya, kami bawa pulang untuk oleh-oleh di rumah.
Suasana menyantap strowberry juga kian menyenangkan karena cuaca di sini cukup sejuk dan asri. Pemandangan di sekitar kebun juga cantik-cantik. Banyak pepohonan hijau dan barisan pegunungan.
Ciwidey sendiri adalah kecamatan yang berada di daerah Bandung Selatan. Nama Ciwidey sendiri menurut penduduk di sana berasal dari bahasa Portugis Kuno. Katanya, ciwi berarti kiwi dan dey adalah hari.
Tapi, mengapa jadi strawberry ya? Mengapa tidak mengembangkan buah kiwi jika merujuk pada asal usul Ciwidey? Sepertinya saya perlu bertanya pada ahli sejarah asli Bandung biar paham.Â
Kebun strawberry Ciwidey memang menjadi salah satu objek wisata menarik untuk dikunjungi. Terlebih bisa memetik sendiri langsung dari kebunnya. Bisa merasakan langsung buah yang segar. Tentu menjadi keasyikan dan keseruan tersendiri.
Jika dilihat dari kondisi fisik daerah wisata Ciwidey ini dikelilingi oleh keindahan alam yang begitu alami karena adanya nuansa pegunungan yang sangat asri dan menyejukkan.
Kalau dilihat dari segi lokasi kebun strawberry Ciwidey ini, memang tidak mengherankan ia bisa berkembang dengan baik. Bandung memang punya suasana yang dingin sehingga berbagai jenis tanaman yang biasanya tumbuh di dataran tinggi bisa dibudidayakan di sini.
Bersantap, memetik buah, menikmati kota Kembang Bandung adalah hal mengesankan. Ditambah keindahan pemandangan dengan pepohonan yang hijau di sepanjang jalan Ciwidey turut memanjakan mata saya dan kawan saya.
Di sini, agenda pekerjaan tuntas, pikiran rileks, hati pun riang. Oh betapa bahagianya... Sambil kembali menuju hotel, saya dan kawan saya pun bersenandung kecil sambil bergandengan tangan bagaikan kakak adik yang tak ingin terpisahkan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H