Apa enaknya coba nonton di bioskop di tengah pandemi Covid-19? Tidak ada enaknya deh. Setidaknya, menurut saya ya. Duduknya saja berjauhan seperti orang yang sedang musuhan saja. Mau ngomong susah, mau bisik-bisik juga susah.Â
Ketika ada adegan sesuatu yang seru atau yang menegangkan atau yang menyeramkan, mau ke mana dilampiaskan? Atau ada adegan romantis, mau baper ke siapa coba?
Sebelah kiri kosong, sebelah kanan kosong. Apa dilampiaskan kepada makhluk kasat mata yang bisa saja ada di samping kita. Ya kan ruangan gelap. Mau coba? Memang berani? Kalau saya sih....(nyengir kuda)
Ngomong-ngomong soal nonton di bioskop, saya sebenarnya bukan tipe orang yang suka menghabiskan waktu nonton di bioskop. Kecuali kalau ada kaitannya dengan tugas pekerjaan saya. Saya lebih baik menonton film di rumah.
Menurut saya nonton di bioskop tidak asyik. Mau ke toilet, malas jalannya. Alur cerita film jadi terputus. Mau selonjoran, ya tidak enak juga dengan penonton yang lain. Mau pindah-pindah duduk, yang ada pasti disoraki "huuuuu" oleh seantero penonton. Nah, kalau di rumah kan leluasa.
Selain itu, harga makanan dan minuman di bioskop ajigile, gile bener. Bisa buat beli beras berapa liter itu. Bawa makanan sendiri dilarang. Kenapa juga harus dilarang ya? Lha belinya juga pakai uang sendiri. Kecuali saat nonton di bioskop kita dapatan kudapan gratis.
Jadi, ketika ada wacana akan membuka bioskop di saat masih pandemi Covid-19, saya semakin tidak tertarik. Buat apa? Mau cari penyakit? Mau cari mati? Mau bikin klaster baru penularan Covid-19?
Meski pembukaan kembali bioskop disertai dengan penerapan protokol kesehatan -- memakai masker, menjaga jarak, dan kapasitas penonton dibatasi 50 persen dari total penonton, penonton yang diperbolehkan ke bioskop berusia di atas 12 tahun hingga 60 tahun dan dalam keadaan sehat, serta tidak memiliki penyakit penyerta, apa bisa terlaksana dengan baik?
Bagaimana caranya petugas bisa mengetahui kalau penonton tidak memiliki penyakit penyerta? Apa harus dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter dan ditunjukkan kepada petugas? Ya ampun, repot banget ya.
Dengan protokol kesehatan seperti itu apakah ada jaminan kita terbebas dari paparan Covid-19?
Jadi, menurut saya, membuka bioskop di masa pandemi Covid-19 ini bukan keputusan yang tepat. Apa urgensinya coba? Ini sama saja kita membuka "peluang" si coro membuka klaster baru penyebaran virusnya. Â Bukankah kita masih berjuang melawan Covid-19?