Setelah muncul Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dikomandoi Din Syamsuddin dan dihadiri Dubes Palestina (karena salah mengira undangan untuk perayaan HUT ke-75 RI), kini giliran relawan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin mendeklarasikan Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA).
Saya seperti menonton drama yang tengah berlangsung di negeri ini. Yang memunculkan episode demi episode. Tentu saja dengan "sutradara dan pemain yang berbeda". Bagaimana endingnya, jelas saya sebagai rakyat tidak tahu. Apakah sebagai konteslasi politik untuk 4 tahun ke depan?
Lantas apa maksud deklarasi KITA yang digelar di Gedung Joeang, Jalan Menteng 31, Jakarta Pusat, pada Rabu (19/8/2020), ini? Apakah ingin menandingi KAMI?
Salah satu deklarator yang juga mantan Direktur Relawan TKN Jokowi-Amin Maman Imanulhaq, menepisnya. KITA, katanya, dibentuk sebagai politik kesadaran kebersamaan Indonesia.
Mengapa KAMI dan KITA berdekatan waktunya? Jadi sebagai mata awam saya, jelas ada aroma "persaingan" merebut  pengaruh. Apa? Ya apalagi kalau bukan "kekuasaan".
Boleh saja Bung Maman mengatakan KITA adalah koalisi independen yang menyemai, mengembangkan, dan melestarikan Tanah Air Indonesia sebagai bagian dari diri, identitas, dan masa depan bersama. Tapi apa bisa dipercayai omongan dari orang partai politik? Jadi sepertinya memang tidak bisa dilepaskan dari adanya kontestalasi politik.
"Gerakan KITA hadir lantaran tidak ingin ada keterbelahan yang serius disaat bangsa Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19," begitu katanya dalam berita online yang saya baca hari ini.
Bagaimana dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yang dideklarasikan di Tugu Proklamasi pada 18 Agustus 2020, sehari setelah Hari Kemerdekaan?
Kalau mengartikan kata "menyelamatkan" berarti Indonesia dalam situasi terancam karena ada yang mengancam. Apakah benar Indonesia dalam keadaan demikian? Oleh siapa?
Kalau dalam pandangan kacamata saya, pandemi Covid-19 dan segala dampaknya mungkin saat ini menjadi ancaman serius yang harus tangani pemerintah. Apa itu? Tentu saja tidak. Meski juga disinggung soal penanganan Covid-19.
Sang motor KAMI, yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, Bapak Din Syamsuddin, mengatakan koalisi hadir atas keprihatinan terhadap kehidupan kebangsaan kita, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum dan HAM, termasuk sumberdaya alam.