Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Warga Harus "Sadari", Kota Depok Zona Orange Belum Berarti Aman

13 Agustus 2020   08:29 Diperbarui: 13 Agustus 2020   09:38 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penularan Covid-19 banyak terjadi di dalam kereta, karenanya kita harus "sadari" (Dokpri)


Ini masih berkaitan dengan status zona orange yang disematkan pada Kota Depok. Meski sudah tidak berada lagi di zona merah, bukan berarti Kota Depok aman dari penularan Covid-19.

Karena berdasarkan data Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Pusat, Kota Depok menjadi satu-satunya kota di Provinsi Jawa Barat dengan laporan kasus positif tertinggi, yaitu mencapai 1.456 kasus.

Angka ini sepertinya bertambah setelah saya mendapat kabar dari beberapa group -- yang saya menjadi anggota di dalamnya, kalau Kota Depok kembali "memakan" korban. Informasi ini dari kemarin beredar di hp saya.

Lalu saya cek kebenarannya pagi ini. Dan saya dapati korbannya yaitu pegawai supermarket Giant di Mal Margo City, Depok, Jawa Barat. Setelah ia melakukan pengecekan mandiri, ia ternyata terkonfirmasi positif Covid-19. Akibat temuan ini, 75 karyawan di supermarket itu harus menjalankan isolasi mandiri dan menjalankan tes usap.

"Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok sudah menginvestigasi temuan kasus positif di Giant Margo City. Dari investigasi ada 75 karyawan kontak erat dengan karyawan positif itu," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris, Rabu (12/8/2020).

Ia lantas meminta warga untuk mewaspadai potensi terjadi penularan pada lingkungan keluarga di rumah. Alasannya, karena pergerakan warga Depok di wilayah Jabodetabek sudah cukup tinggi yang berpotensi memunculkan klaster baru.

Pelonggaran aktivitas di masa pandemi Covid-19 nyatanya memang menyebabkan penambahan kasus positif. Di pikiran banyak orang, fase new normal, ya fase yang tidak beda jauh saat sebelum Covid-19 merajalela. Padahal Covid-19 masih terus membayangi.

Lihat saja, masih banyak yang berkerumun dan tak ada jarak. Masih banyak yang ke luar rumah meski bukan untuk urusan yang penting-penting banget. Masih banyak juga yang cuek tidak pakai masker. Masih banyak terlihat anak-anak bermain di luar rumah.

"gw gak pernah ada wfh.....nyantai ajaaaa.... yg lain kan rumahnya jauh2 juga pada nyantai..." Begitu kata teman semasa SMA saya (SMAN 1 Depok) saat membahas Kota Depok yang masih belum aman.

Dalam percakapan di group seolah-olah dia tidak merasa takut dengan Covid-19. Apa memang kita tidak perlu takut? Khawatir sih boleh saja, tapi takut jangan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun