Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Anggap Remeh Benjolan, Bisa Jadi Itu Kanker

2 Agustus 2020   17:05 Diperbarui: 2 Agustus 2020   17:18 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil bonescan saya. Tanda hitam di sebelah kiri menunjukkan penyebaran sel kanker. | dokpri

Saya hanya ingin berbagi pengalaman biar kita lebih mawas diri. Semoga apa yang saya sampaikan ini memberikan manfaat buat semua.

***

Jangan anggap remeh benjolan yang ada di tubuh kita. Karena bisa jadi itu kanker. Sekalipun benjolan itu tidak memunculkan keluhan sama sekali. Dan, bisa jadi ketika benjolan itu mulai membesar, sel-sel kanker pun sudah menyebar. Jika kita telat mengobati, nyawa menjadi ancamannya.

Jangan seperti saya. Ketika saya merasakan benjolan di payudara kiri, saya diamkan saja selama 1 atau 2 tahun. Itu seingat saya. Bisa jadi benjolan itu sudah 2 tahun lebih yang cuma tidak saya sadari saja. Yang semula kecil akhirnya membesar.

Karena saya tidak merasakan sakit dan tidak ada keluhan berarti lainnya, saya merasa saya baik-baik saja. Apalagi saya tidak demam, tidak mengalami nyut-nyutan di area payudara, tidak ada luka.

Benjolan itu ketika saya raba seukuran kelereng. Bentuknya padat dan menetap. Ketika saya sentuh benjolan itu tidak kenyal dan "tidak lari" ke sana ke sini. Saat itu, saya berpikir mungkin kelenjar susu yang mengeras karena saya sudah tidak menyusui lagi.

Karena tidak terasa sakit, ya saya abaikan. Terlebih saya bukan tipe orang yang sakit sedikit pergi ke dokter. Bukan tipe orang yang sakit sedikit lantas minum obat. Seperti lazimnya orang kebanyakan, baru berobat jika sudah merasakan benar-benar sakit. 

Jadi selama itu, saya beraktifitas seperti biasa. Menghadiri berbagai agenda yang ditugaskan ke saya, dan pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa saya sakit kanker. 

Hingga suatu ketika saya mengikuti mammografi pada 2 Februari 2018 yang bertepatan dengan Hari Kanker Payudara Sedunia. Mammografi ini gratis alias tidak bayar. Itu pun saya datang setelah pemeriksaan sebentar lagi tutup.

Mammografi ini diadakan oleh Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) yang diketuai Ibu Linda Agum Gumelar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Kabinet Indonesia Bersatu II dan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) periode 2004-2009. 

Karena kesibukan saya, sebulan berlalu baru saya menanyakan hasilnya yang saya yakini pasti hasilnya baik-baik saja. Saat saya tanya hasilnya lewat WA, saya pun diminta untuk ke RS Kanker Dharmais.  "Rekomendasinya harus ada pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun