Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (27/7/2020), menyampaikan, perkantoran di DKI Jakarta telah menjadi klaster penularan.
Ditandai dengan adanya kenaikan kasus di wilayah perkantoran. Yang jelas perkantoran yang dimaksud mulai dari lembaga negara hingga swasta. Dari masing-masing perkantoran itu sudah memunculkan kasus baru Covid-19.
Berdasarkan data yang bocor ke masyarakat, termasuk ke hp saya, per 25 Juli saja menunjukkan akumulasi data 59 klaster kantor dengan 375 kasus positif.
Jadi, ketika kemarin, Selasa (28/7/2020) saya ada pertemuan di kantor Badan Standarisasi Nasional (BSN) di gedung Kemenko Kemaritiman, Thamrin, saya agak was-was juga. Terlebih saya termasuk orang yang beresiko tertular jika dilihat dari riwayat penyakit saya (kanker).
Ya memang sih BSN tidak termasuk dalam list 59 klaster kantor yang dishare kawan saya di group, bukan berarti BSN "aman-aman" saja. Begitu pikiran saya. Mengapa? Karena gedung Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) serta gedung Indosat masuk dalam 59 klaster tersebut.
Gedung Kemenristek masih satu area dengan kantor BSN. Hanya beda gedung saja. BSN di gedung depan dekat pinggir jalan, Kemenristek di gedung belakang. Meski jarak antara gedung 1 dan gedung 2 ditempuh dengan berjalan kaki, tapi tetap saja termasuk dekat.
Sementara gedung Indosat juga tidak begitu jauh dari gedung BSN. Hanya terpisah oleh gedung Kementerian Agama dan gedung Bank Indonesia. Untuk bisa sampai ke dua gedung ini bisa dilalui dengan berjalan kaki. Dan, saya sering melakukannya.
Jadi sudah bisa terbayang oleh saya kalau kantor BSN "dibayang-bayangi" penularan Covid-19. Terlebih virus Corona bisa bertahan selama 8 jam di udara terbuka. Potensi penularannya tidak lagi berjarak 1 meter sampai 2 meter, atau bahkan 4 meter. Â Yang bisa saja menempel di saya saat berada di area itu. Siapa yang bisa menjamin saya "aman-aman" saja?
Karena pertemuan ini cukup penting buat saya, saya pun menyatakan kesediaan saya untuk hadir. Sebagai antisipasi agar tidak tertular atau bahkan menulari Covid-19, saya pakai masker, face shield, dan sarung tangan sebagai "senjata" saya melawan Covid-19. Sementara untuk cuci tangan atau hand sanitizer sudah bisa dipastikan disediakan.
Sejumlah protokol kesehatan Covid-19 pun diterapkan saat saya memasuki gedung BSN. Yang biasa pertama kali dicek ya suhu tubuh pakai thermo gun. Saat dicek tertera suhu saya 36,5 derajat selsius. Lalu saya pun diperkenankan masuk.
Pertemuan itu sendiri ada di lantai 9. Berarti untuk bisa sampai sini saya harus naik lift, yang hanya memuat 9 orang saja, dengan posisi dua di dekat pintu lift, dua menghadap belakang, dua menghadap samping kanan, dua menghadap samping kiri, dan 1 di tengah.