Mohon tunggu...
Neng Ravenalia Supriadi
Neng Ravenalia Supriadi Mohon Tunggu... lainnya -

ich kann, weil ich will, was ich muss..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Fiksi Horor) Suster Itu

15 Mei 2011   19:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:38 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah seminggu  aku dirawat di Rumah Sakit karena pendarahan sehingga janin dalam kandunganku harus dikeluarkan . Kebosanan sudah mulai merasukku dan aku rindu sama tawa riang anak-anakku ,  cerita Nanda pulang sekolah dan ceriwisnya Arka anakku yang kecil. Aku merasa sudah sehat dan tadi lihat dokter berbincang dengan suamiku. selanjutnya dokter menghampiriku.

"Besok saja  pulangnya bu , saya harus meresepkan beberapa obat untuk ibu dan obatnya baru tersedia besok pagi.Saya sudah bilang sama Bapak dan Bapak udah setuju" Aku terpaksa mengangguk tanda setuju

"Iya besok saja kamu pulang ma, sudah sore juga, timpal suamiku"

Walau agak merasa kesal , aku terpaksa mengikuti keinginana dokter dan suamiku.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Jam sudah menunjukkan hampir pukul satu pagi. Sayup-sayup terdengar suara binatang malam bersahutan dari luar jendela kamarnya diiringi sesekali terdengart hembusan angin yang bertiup di sela-sela cabang pepohonan disamping jendela kamarku

Aku  memandang ke arah jendela di sampingnya yang terbuka setengah. Angin malam berhembus masuk ke dalam kamarnya yang juga dicat putih. Aku masih tersa panas dan berkeringat. Kipas angin di atas kepalanya sudah tidak terasa lagi. Akupun menuju jendela dan kemudian membukanya dan kemudian aku  menangkap sesosok bayangan putih berkelebat di atas pohon tepat di depan  kamarku.

Rasa penasaranku membuat aku langsung berdiri

Sosok itu kini terlihat jelas. Ia adalah sesosok wanita muda sedang duduk-duduk dibawah pohon tersebut. Rambutnya yang lurus seperti ikut dimainkan oleh angin malam. Parasnya sangat cantik.

Sekonyong-konyong wanita itu menatap lurus ke arah ku  yang masih duduk terpaku menatap ke arahnya . Tatapannya tajam dan menusuk. Suasana bertambah hening mencekam. Aku merasakan  merasakan seolah darahku  berhenti mengalir.

Tiba-tiba wanita itu melayang menuju kearahku. Secara spontan aku menutup jendela kamar dan lari menuju tempat tidur. Tapi bayangan menyeringai itu telah berada dalam ruangan tempat aku menginap.Aku hanya bisa memejamkan mata sambil terus membaca doa-doa yang bisa menenangkan hatiku. Sampai kemudian aku mendengar langkah-langkah kaki mendekatiku. aku malah makin memejamkan mataku. Samapi aku merasaan ada tangan menyentuh tanganku.

"Ibu kenapa?" terdengar seseorang bertanya padaku. Kubuka mataku dan kulihat seorang suster berdiri disamping tempat tidurku.

"Eh suster, ngak apa-apa kok suster, ngak bisa tidur saja, suster kenapa belum tidur?" tanyaku balik.

"Saya kan harus jaga dan mengunjungi pasien kalau malam hari bu,Kalau begitu biar saya temani ibu sampai ibu tertidur"

Aku langsung bersyukur dan menarik nafas lega sekalian mengucapkan terima kasih. Selanjutnya suster itu bertanya sama aku, "Ibu pendarahan karena apa? terlalu capek bekerja ya bu? sayang aja janin yang didalam perut ibu harus dikeluarkan" . Belum sempat aku menjawab suster itu sudah menyambung pembicaraannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun