Mohon tunggu...
Isti
Isti Mohon Tunggu... Relawan - https://zonapsiko.wordpress.com

Not verified

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Rusia Siap Dukung Indonesia Hadapi Singapura

14 Februari 2014   00:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51 17693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392310754334373294

[caption id="attachment_295372" align="aligncenter" width="541" caption="KRI Usman Harun [www.merdeka.com"][/caption]

Usman-Harun [Usman Haji Mohamed Ali – Harun Said], dua nama yang baru saya dengar dan ketahui. Nurani ini tersentak, malu tak terkira! Mungkin juga banyak rakyat Indonesia yang gagap sejarah seperti saya. Nama keduanya mencuat terkait konflik antara Indonesia dan Singapura baru-baru ini. Ya, oleh sebab dua nama ini, hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura sedang tidak mesra. Jelasnya, ada perbedaan persepsi terkait status Usman-Harun. Indonesia memandang bahwa keduanya merupakan pahlawan yang dimiliki Indonesia dan karenanya harus dihargai dengan mengabadikan nama keduanya untuk kapal perang TNI AL Indonesia. Sementara Singapura memandang keduanya sebagai penjahat teroris yang telah melakukan pengeboman di MacDonald House di Orchard Road, Singapura, pada 10 Maret 1965 dan menewaskan 3 orang serta melukai 33 orang. Penamaan KRI itu dinilai membuka luka lama keluarga korban pemboman.

Pikiran awam saya kemudian bertanya; apa haknya Singapura mengintervensi kebijakan internal Indonesia dalam hal ini? Terlebih lagi, KRI tersebut bukan dipesan dari Singapura melainkan dari Inggris. Bagaimana rasanya ketika tuan rumah sedang menata perabot di rumahnya, tiba-tiba datang tetangga yang nggak berkepentingan sok mengatur-ngatur tata letak perabot itu? Sebal pastinya! Atau bisa juga dianalogikan begini; seorang teroris bagi sebagian kaum dianggap sebagai pahlawan dan karenanya dielu-elukan dengan mengabadikan nama mereka. Bagi sebagian kaum yang lain, teroris merupakan penjahat yang perlu dibasmi. Hal ini dipandang lumrah meski tetap dengan kontroversialnya sendiri.

Muncul lagi pertanyaan; kenapa sih Indonesia selalu mudah diintimidasi oleh negara-negara tetangga itu? Disadap oleh Australia? Dilecehkan oleh Malaysia dengan klaim-kalim ngasalnya? Disuruh minta maaf soal kasus asap ke Singapura dan Malaysia mau saja? Harga diri Indonesia semakin terinjak-injak oleh arogansi mereka, atau karena kelemahan pemimpin Negeri ini? Apa sih yang membuat negara-negara tetangga itu berani dan seenak jidatnya mengusili Indonesia? Pastinya mereka punya senjata pamungkas yang mampu membuat Indonesia bertekuk lutut. Indonesia sedemikian tergantung dengan mereka? Bisa jadi! BBM saja ngimpor dari Malaysia dan Singapura. Hampir sebagian besar minyak mentah dan BBM diimpor dari Singapura [900.000 barel dari total kebutuhan 1,4 juta barel per hari atau sekira 64%]. Dapat dibayangkan kalau Singapura menyetop pasokan BBM, mau pakai apa itu kapal perang, pesawat tempur, tank tempur, kapal perang Indonesia? Boro-boro mau bertempur, jalan juga nggak?

Dalam kekisruhan hubungan dua negara yang bertetangga ini, muncul sekutu Indonesia yang selama ini telah melakukan kerjasama dalam bidang militer – Rusia sebagai pemasok pesawat tempur canggih di zamannya untuk Indonesia. Meski Hubungan dua negara ini sempat panas-dingin dan putus-sambung. Selain itu, Rusia memiliki jasa yang cukup besar bagi masa depan bangsa Indonesia yakni melalui dukungan atas kedaulatan dan kemerdekaan RI saat itu. Rusia-Soviet juga berjasa membantu Indonesia diterima menjadi anggota PBB. Hingga pada tahun 1965 komunis kalah dan Presiden Soeharto kala itu tidak mau lagi behubungan dengan Rusia dan Uni Soviet yang merupakan basis komunis. Pascareformasi, Indonesia mencoba membangun kerjasama lagi dengan Rusia dengan memesan beberapa pesawat tempur Sukhoi untuk memperkuat TNI-AU.

Siapa yang tidak mengenal dan mengakui kekuatan militer Rusia? Meskipun sempat dikalahkan dan dipecundangi oleh Hitler, Rusia ternyata memiliki pasukan perang yang solid dan tangguh untuk kembali bangkit, bahkan Negara Adidaya – Amerika pun takut. Dan meskipun Menhan RI Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa persoalan ini tidak mengganggu hubungan Indonesia - Singapura di bidang lainnya, Rusia melalui Duta Besarnya Mikhail Yurievich memberikan pernyataan resmi untuk mendukung Indonesia menghadapi Singapura. Saat diwawancari TVRI Yurievich dengan tegas berkata;

“Rusia akan terus mengikuti perkembangannya. Hal terburuk jika akhirnya terjadi perang antara Singapura dan Indonesia, Rusia tidak akan khawatir sama sekali, sebab Singapura hanya melihat senjata milik TNI yang dipublikasikan sementara tidak mengetahui senjata TNI yang menjadi bagian rahasia operasi. Tapi Rusia tau betul kekuatan Indonesia saat ini, Indonesia bukan tandingan Singapura.”

“Jika Indonesia menghadapi sebuah persekutuan maka Rusia adalah sahabat Indonesia yang akan melakukan tugas sebagai sahabat baik yang tidak akan membiarkan sahabat nya diserang dalam sebuah ketidakadilan, Indonesia adalah sahabat kami yang tempatnya lebih tinggi dari sebuah sekutu. Dan tentu kami akan melakukan hal yang lebih dari apa yang kami lakukan terhadap sekutu kami, melindungi dan membantu sahabat adalah idiologi kami (Rusia).”

Benarkah apa yang dikatakan oleh Yurievich tentang kekuatan militer Indonesia? Indonesia harusnya percaya diri dengan kekuatan militernya yang terdiri dari Angkatan Laut, Darat, dan Udara dan disegani di kawasan Asia. Akankah perang antar dua negara ini benar-benar terjadi? Mudah-mudahan saja jawabannya tidak! Tetapi jika pun harus terjadi, Presiden sebagai Panglima tertinggi memiliki kewenangan untuk memberikan instruksi berperang dalam kondisi darurat demi mempertahankan kedaulatan RI. Dukungan resmi yang disampaikan Negara Rusia tentunya memberikan ‘kekuatan’ bagi Indonesia ketika harus menghadapi hal terburuk. Sebaliknya, Singapura akan berpikir ulang untuk memerangi Indonesia. Tetapi saya berharap Indonesia mampu berjuang mempertahankan kedualatan Negeri ini selayaknya para pejuang terdahulu memerdekakan Negeri ini – dengan kemampuan sendiri tanpa perlu merasa berhutang budi kepada Negara lain.

Banyak peristiwa  membuat saya semakin merasa perlu untuk membaca sejarah dan ini menarik!

sumber:

Rusia tak akan biarkan Indonesia dikeroyok Singapura

Hubungan Indonesia - Rusia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun