Mohon tunggu...
Isti
Isti Mohon Tunggu... Relawan - https://zonapsiko.wordpress.com

Not verified

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bripda Taufik lah yang Harus Belajar kepada Komjen Pol Budi Gunawan

15 Januari 2015   22:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:04 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lama berselang, paska berita yang menyentak publik terkait penunjukan langsung Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri pengganti Komjen Sutarman yang akan habis masa aktifnya pada Oktober 2015 mendatang, media memunculkan sosok polisi muda-Bripda Muhammad Taufik Hidayat yang hidup amat tak layak, tinggal di sebuah bangunan bekas kandang sapi milik warga dan disulap menjadi rumah tinggal yang tetap saja tidak layak huni.


Simpati pun bermunculan untuk Bripda Taufik. Sungguh ia sosok yang ulet, pantang menyerah, dan terpenting tetap sederhana meski ia telah lulus sebagai anggota Polri mungkin sekira sebulan lalu. Lalu muncul upaya pembandingan oleh publik atas sosok Bripda Taufik dengan kandidat tunggal Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan yang terduga memiliki rekening gendut.


Saya kira pembandingan antara kedua sosok ini nggak sepadan. Bagaimana bisa sepadan, bila yang dibandingkan tidak selevel dalam beberapa hal? Bagi seorang Bripda Taufik, keadaan saat ini memang sebuah fakta pahit yang telah ia jalani sebelum lulus tes Polri. Bukan merupakan bagian proses dan hasil dari statusnya sebagai anggota baru Polri. Dalam arti, terlalu cepat untuk menilai Bripda Taufik dan lalu membandingkannya dengan seorang Komjen yang telah kenyang menduduki kursi empuk belasan bahkan puluhan tahun.


Di awal kiprahnya yang amat dini, tentu Bripda Taufik memiliki banyak filter yang "menjaga" dirinya. Ia tentu belum memiliki akses untuk tergelincir atau menggelincirkan diri ke dalam perilaku curang termasuk upaya memperkaya diri sendiri. Ia harus melalui banyak tahap dan jalan untuk bisa membuka akses selebar-lebarnya, jika ia ingin. Sementara Komjen pol Budi Gunawan telah memiliki akses itu, maka tak heran ia "lancar jaya" nyemplung ke rekening gendut. Jadi, soal kesempatan (posisi, akses) merupakan jurang pembeda antara Bripda Taufik dan Komjen Pol Budi Gunawan. Terlalu dini membandingkan mentalitas dan moralitas keduanya. Kasarnya, apa yang mau dikorup Bripda Taufik, baru juga jadi anggota?


Bripda Taufik lah yang harus banyak "membaca" rekam jejak para seniornya. Belajar dan bercermin pada perilaku dan capaian-capaian yang diperoleh pendahulunya, entah positif atau negatif sebagai bekal pengalaman dalam mengemban amanahnya sebagai anggota Polri. Kasus Komjen Pol Budi Gunawan, diharapkan juga menjadi alarm bagi Bripda Taufik untuk tetap berada dalam rel bila ingin karirnya bertahan dan melejit.


Tentu kita semua berharap, kesederhanaan dan kegigihan Bripda Taufik memang telah menjadi karakter sejatinya yang tak akan rapuh dan tergerus gelombang godaan di sekelilingnya. Kesederhanaan dan kegigihan yang bukan karena memang keadaan yang memaksanya untuk hidup sederhana dan bekerja keras. Semogalah karakter positif itu akan tetap melekat pada jati diri seorang Muhammad Taufik Hidayat saat ia masih seorang Bripda hingga kesempatan dan waktu mendudukkannya di posisi tertinggi.


Pemberitaan dirinya di media saat ini juga menjadi "pagar" bagi bripda Taufiq dalam melangkah ke depan. Di awal karirnya, publik telah mengetahui bagaimana kehidupannya, maka mestinya ia akan malu untuk bertindak gegabah yang dapat mencoreng nama baiknya. Untuk Bripda Taufik, simpati yang mengalir dari publik bagimu merupakan cermin betapa mereka rindu akan aparat kepolisian yang sahaja dan gigih sepertimu, yang kini kian langka. Telah banyak cermin yang Tuhan hadirkan bagimu untuk melangkah, maka sungguh celakalah jika tak mampu memanfaatkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun