Mohon tunggu...
Isti
Isti Mohon Tunggu... Relawan - https://zonapsiko.wordpress.com

Not verified

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sholat Id, Manajemen Langit dan Bumi Hadapi Covid-19

24 Mei 2020   09:09 Diperbarui: 24 Mei 2020   09:20 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada yang berbeda di lebaran 1441 H kali ini bahkan sejak sebelum Ramadhan, kami harus menjalani physical distancing akibat pandemi covid-19 yang melanda berbagai negara termasuk Indonesia.

Artikel ini saya tulis agar dapat mengingat sejarah bahwa kita pernah berada dalam situasi begini. Berat rasanya menjalani semuanya dalam protokol ketat, namun saya tidak boleh egois, diamnya saya di rumah, in syaa Allah demi memutus mata rantai penyebaran virus. Meski sempat stress namun mengingat perjuangan paramedis, satpol pp, para penggali kubur, rasanya kontribusi saya tidak ada apa-apanya. Itulah yang menguatkan saya untuk tetap berada di rumah kecuali berkaitan dengan tugas dan keperluan mendesak.

Sepanjang Ramadhan kemarin, saya menjalani shalat tarawih berjamaah di rumah. Tidak apa. Memang Rasul mengajarkan demikian, namun tradisi kita yang menjalaninya secara berjamaah, membuat ada rasa yang kurang. 

Idul fitri kali inipun terasa sangat sepi. Tak ada sanak saudara dan kerabat yang pulang kampung. Sebagai rumah induk, biasanya rumah kami akan selalu ramai kedatangan keluarga yang tinggal di luar kota sejak beberapa hari jelang lebaran. Tak apa. Kami dapat berkomunikasi melalui video call. Alhamdulillah. Terima kasih untuk penemu teknologi ini. 

Sholat id dilaksanakan dalam keprihatinan. Kami tetap sholat id di lapangan seperti biasanya dengan tetap menjaga jarak, mengenakan masker dan mencuci tangan. Yang ditiadakan hanyalah saling bersalaman selepas rangkaian sholat id. Ada rasa teriris mengingat orang-orang tercinta tak berkumpul bersama. Mengingat mereka yang tengah berjuang melawan rasa sakit dan lelah melawan virus. Doa kami untuk kalian, untuk kita semua.

Kali ini juga, kami tidak berkeliling kampung untuk saling berkunjung dan bersilaturrahim seperti lebaran-lebaran sebelumnya. 

Sejatinya idul fitri adalah kemenangan bagi siapa yang mampu menahan hawa nafsunya bukan saja lapar dan haus selama Ramadhan. Menang menahan hawa nafsu jauh lebih penting. Menjalani imbauan ulil amri adalah wujud kemenangan dari nafsu kesombongan. Adalah juga serupa ikhtiar sebagai umat Nabi Muhammad yang mengajarkan kita untuk selalu berikhtiar dan bertawakkal. Berusahalah baru berikutnya berpasrah.

Menghadapai pandemi covid-19 tak hanya perlu manajemen bumi tapi juga manajemen langit. Tak hanya menjalani langkah dan upaya konkrit seperti menjaga jarak, mengenakan masker, mencuci tangan tetapi juga kita perlu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta virus. Dialalah Allah Akbar. 

Mudah saja bagi Dia menghancurkan manusia melalui virus yang tak kasat mata ini.  Melalui fenomena ini, Allah menunjukkan kebesaran-Nya bagi manusia yang sombong dengan ilmu dan pengetahuannya. Nyatanya secanggih apapun ilmu manusia, tunduk takluk pada kehendak-Nya. Semoga Allah meridhoi ikhtiar bumi dan langit yang kita jalankan.

Selamat idul fitri 1441 H

Mohon maaf lahir dan bathin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun