TESIS
Sebagian masyarakat tampaknya masih belum menunjukkan kepedulian terhadap masalah sampah. Hal ini terlihat dari maraknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan bahkan sampai menumpuk entah itu di sungai, jalanan, maupun di tempat umum seperti pasar dan pusat keramaian lainnya. Padahal, selain merusak keindahan dan mencemari lingkungan, sampah yang menumpuk di sungai misalnya, bisa berpotensi menimbulkan bahaya banjir karena terjadi pendangkalan sungai serta terhambatnya aliran air karena sampah.Â
RANGKAIAN ARGUMEN
Dilansir dari data terbaru National Plastic Action Partnership yang dirilis bulan April 2020, volume sampah plastik di tahun 2020 mencapai 6,8 juta ton dan tumbuh sebesar 5% setiap tahunnya. Sudah saatnya pemerintah serius dalam menangani masalah sampah tersebut. Problematika mengenai sampah yang menumpuk muncul karena adanya ketidakseimbangan antara produksi sampah yang setiap hari terus meningkat dengan penanganan sampah yang masih minim. Kuantitas sampah yang terus bertambah sedangkan di lain pihak kemampuan mengelola sampah masih belum memadai.
Disinyalir ada berbagai faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Misalnya, kurangnya kesadaran menjaga lingkungan, tingkat sosial ekonomi, serta minimnya pengetahuan masyarakat mengenai sampah dan penangannnya menjadi penyebab masih kurangnya penanganan sampah. Data KLHK menyebutkan penggunaan kantong plastik di Indonesia, lebih 1 juta per menit. Artinya, dalam setengah hari saja jumlah kantong plastik yang dipakai sebanyak 720 juta kantong plastik.Â
Dalam penanganan sampah ini, perlu adanya kerja sama yang sinergi antara pemerintah dengan Masyarakat. Karena dalam hal ini, masyarakat merupakan salah satu penghasil sampah rumah tangga yang cukup besar. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan sebagai upaya menangani sampah.Â
Pertama, Pemkot dan lembaga swadaya masyarakat bisa melakukan penyuluhan secara berkesinambungan kepada masyarakat mengenai sampah, jenisnya, sampai pada bagaimana mengelola sampah rumah tangga menjadi bermanfaat sebelum akhirnya di buang ke TPS.Â
Secara umum pengetahuan masyarakat mengenai sampah masih minim. Materi tentang sampah bisa seputar pembagian jenis sampah. Berdasarkan komposisi atau asalnya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik dihasilkan dari bahan-bahan hayati serta bisa didegradasi oleh mikroba, misalnya sampah yang berasal dari tumbuhan, sedangkan sampah anorganik berasal dari bahan sintetis dan nonhayati misalnya plastik.Â
Tidak seperti sampah organik, sampah anorganik secara keseluruhan diuraikan oleh alam dalam waktu yang lama bahkan bisa mencapai ratusan tahun. Inilah yang sering kali tidak diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Sehingga sering kali ketika membuang sampah selalu mencampur antara sampah organik dan anorganik. Akibatnya, dari pencampuran tersebut menimbulkan bau busuk dan menyengat serta menimbulkan bibit penyakit.Â
Kedua, setelah mengetahui pembagian sampah, langkah selanjutnya dilakukan pelatihan pengelolaan sampah kepada masyarakat berupa teknik pengelolaan sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai jual. Misalnya pembuatan pupuk kompos dari sampah. Sampah yang bisa diolah menjadi pupuk hanya sampah berjenis organik.Â